Label
- Bagimu Guru (17)
- DAPODIK (16)
- Kurikulum (50)
- PANDEMI COVID-19 (15)
- Pendidikan (120)
- Serba-Serbi (30)
- Sertifikasi (17)
- TUTORIAL (13)
Selasa, 14 Desember 2010
Sabtu, 07 Agustus 2010
Nasionalisme di Era Globalisasi
Bangsa kita melepaskan diri dari belenggu tirani penjajah dibulan ini. Selama berabad-abad kita diperbudak bangsa lain. Kekayaan kita di jarah, harga diri diinjak-injak, keringatpun berbau darah.
Kamis, 29 Juli 2010
Sabtu, 24 Juli 2010
Guru : R A M A H A N A K
- Riang : Dalam menerima anak, menciptakan proses pembelajaran, inklusif dan suasana sekolah yang ramah anak terhadap SEMUA anak dalam berbagai perbedaan fisik, mental kebutuhan dan kemampuan
- Aktif : Ciptakan suasana sekolah/kelas sedemikian rupa dan metode pembelajaran sehingga murid menjadi aktif ( bertanya, mempertanyakan, mengemukakan gagasan )
- Menyenangkan: murid senang berada di sekolah/kelas, mudah menyerap pelajaran. proses pembelajaran menyenangkan bagi mereka tetapi efektif menghasilkan apa yang harus dikuasai
- Asah : Ciptakan metode pembelajaran untuk menstimulir dan mengasah otak murid dan bukan proses pasif menerima ceramah dari guru tentang pengetahuan
- Hormati : hak-hak anak dalam segala hal
- Adil: perlakukan adil bagi murid laki-perempuan, cerdas-lemah, kaya - miskin, normal-berkebutuhan khusus, anak pejabat-anak buruh
- Norma : Terapkan norma agama, sosial, dan budaya setempat
- Asih-Asuh ; Berikan kasih sayang kepada murid, bantulah mereka yang lemah dalam proses belajar. Hukuman fisik maupun psikis akan membuat anak trauma.
- Kreatifitas: Berikan bimbingan agar murud selalu kreatif dalam menemukan pola pembelajaran mereka.
Sabtu, 17 Juli 2010
Mengejar si Oemar Bakri
Kamis, 15 Juli 2010
Mengelola Sekolah Inklusi Yang terintegrasi Dengan MBS
Pendidikan Inklusi mengakomodasikan proses pembelajaran yang mengutamakan pelayanan dan penanganan terhadap anak yang berkemampuan tidak sama.
Everyone is Different! Satu hal yang tidak dapat dielakkan, meski pada anak kembar sekalipun. Perbedaan jangan dijadikan sebagai penanda (labeling )Pemberian label tertentu hanya akan membuat anak tenggelam dalam kekurangannya. Dengan perbedaan itu manusia membutuhkan satu dengan yang lain. Adanya kehangatan didalam lingkungan sekolah ditunjukkan dalam bentuk verbal dan nonverbal. Penyemaian kehangatan berlaku antara Kepala sekolah dan guru, siswa dengan staff di sekolah, orang tua dan setiap individu yang berada di sekolah.
Pendidikan Inklusi memungkinkan dalam satu kelas/kelompok diisi dengan anak yang berbeda usia, kelas, yang pada akhirnya memungkinkan interaksi. Yang lebih mampu akan membantu anak yang kurang mampu dalam pelajaran.
Pelayanan ABK bisa dilaksanakan pada jam effektif maupun jam khusus sesudah jam pelajaran, hal yang perlu diingat adalah anak ABK tidak merasa mendapat perlakuan yang "istimewa" bersama dengan anak normal lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian tugas pada anak yang normal sementara guru memberi layanan pada ABK dan bila dirasa perlu ada Guru Pembimbing Khusus..
Dalam penyelenggaraan Pendidikan Inklusi langkah-langkah yang kita lakukan adalah :
1. Penyusunan Program, meliputi :
- latar Belakang
- Tujuan
- Profil Sekolah
- Visi dan Misi
- Struktur Organisasi
- Program Pendidikan yang akan dilaksanakan
2. Sosialisasi :
- Seluruh warga sekolah
- Komite, Tomas, Toga, Instansi terkait.
3. Identifikasi dan Assesment
Kegiatan ini bertujuan mengetahui kemampuan dan kekurangan anak pada bidang- bidang tertentu.Kasus-kasus yang pada umumnya ditemukan adalah :
a. Disleksia-- cacat tubuh
b. Disgrafia -- kekurangmampuan membaca
c. Discalculia -- kekurangmampuan berhitung
d. Gangguan Komunikasi
e. Slow learner -- lambat belajar
f Low Vision -- gangguan Pernglihatan
g. autis dan ADHD ( aktifitas berlebihan )
Dengan teridentifikasinya anak dengan kekurangan dan kelebihannya guru dapat memberikan layanan sesua dengan kebutuhan anak.
4. Modifikasi Bahan Ajar
5. Menyiapkan program Pembelajaran Individual ( P.P.I.)
PPI adalah RPP bagi anak ABK yang berisi perkembangan anak dari hari kehari yang didalamnya berisi program jengka pendek, menengah, dan panjang.
6. Mengelola sekolah Inklufif dengan pembelajaran yang ramah dan PAIKEM.
Pembelajaran Inklusi sebenarnya sudah kerap kali kita lakukan, cuma kita ytidak menyadarinya. Pemberian penghargaan/reward, pujian, adalah contohnya. Tindakan ini akan memotivasi anak untuk lebih meningkatkan prestasinya.
Sabtu, 10 Juli 2010
Sekolah Inklusi - Sebuah Konsep
- Pendidikan Inklusif adalan proses yang berjalan terus dalam usahanya menemukan cara-cara merespon keragaman individu anak.
- Pendidikan Inklusif berati mempedulikan cara-cara untuk meruntuhkan hambatan-hambatan anak dalam belajar
- Pendidikan Inklusif membawa makna bahwa anak kecil disekolah berpartisipasi dan mendapatkan hasil belajar yang bermakna dalam hidupnya,
- Pendidikan inklusi diperuntukkan utamanya bagi anak-anak yang tergolong marginal, eksklusif, dan membutuhkan layanan pendidikan klhusus dalam belajar.
Dari diskripsi diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa setiap sekolah berkewajiban menampung anak dari berbagai macam kemampuan dan latar belakang.
Siapkah kita?
Jika kita melihat realita yang ada dilapangan sebagaimana kita ketahui sebagai berikut :
- Tenaga Pendidik
Guru Sekolah Dasar selama ini disiapkan untuk mengajar anak-anak yang normal, yang tidak mempunyai kelainan/penyimpangan yang signifikan baik fisik, intelektual, sosial, emosional, dan/atau sensoris yang relatif homogen. Mampukan kita menangani Anak Berkebutuhan Khusus sementara disiplin ilmu yang kita punya tidak dipersiapkan untuk itu?
2. Sarana dan Prasarana
ABK mempunya alat bantu yang khusus pula, prinsip aksesibilitas wajib kita laksanakan. Semakin banyak ABK semakin banyak pula sarana dan prasarana yang kita perlukan. Siapkah kita?
3. Kurikulum - Perangkat Pembelajaran.
Sekolah yang Inklusif adalah sekol;ah yang berprinsif setiap anak mempunyai kemampuan yang tidak sama. ABK tidak bisa disamakan dengan anak lainnya. Slow learner bagaimanapun strategi yang kita terapkan tak akan bisa membawa anak sama dengan anak normal dalam kemampuan akademik. Perlu KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang khusus pula. Adakah kesiapan ini pada kita? Bila kita mampu membuat, bagaimana dengan UAN? Adakan UAN khusus untuk ABK?
Adalah hal yang wajar jika sesuatu yang baru akan membuat kita ragu, namun jangan takut Pemerintah kita sudah merintis sekolah ini, juga di Rembang. Dibeberapa kecamatan sudah ada Rintisan sekolah ini, barangkali sekolah anda termasuk didalamnya. Berbagai pelatihan sudah dilaksanakan. Semoga berhasil demi pendidikan untuk semua.
Sekilas mengenai Sekolah Inklusi - sekedar gambaran tidak bermaksud menggurui atau 'membodohi' sebatas yang saya ketahui, semoga dalam tulisan mendatang dapat kita ulas lagi yang lebih jauh, semoga bermanfaat bagi saya dan anda - utamanya yang berkecimpung di dunia pendidikan.
Guru ; Kunci Perubahan
Kamis, 08 Juli 2010
Antara Nasionalisme Dan Materialis
Media elektronik seolah tak ingin ketinggalan 'rejeki,' demi menggaruk iklan mereka berlomba-lomba menayangkan, lewat program infotainmentnya. Siapa yang tak kepincut bila tokoh idolanya diberitakan, apalagi berita yang syur! Tayangan yang samasekali tidak mendidik menjadi santapan harian anak-anak, tak hanya itu entah dari mana asalnya mereka(anak-anak ) rata-rata pernah menonton adegan syur idola lewat telepon seluler yang mereka punya. Waduh... masya Allah... mau jadi generasi kita dimasa mendatang............
Kalau boleh saya berpendapat perbuatan baik dan jahat individu berasal dari mental ( baca: moral ) masing-masing. Moral kita semakin habis terkikis, perbuatan dosa menjadi perilaku biasa, nasionalis dan patriotik menjadi kata yang tak ada makna sama sekali.
Para 'bapak-bapak' kita pun seolah enggan untuk peduli.... Bagaimana tidak ; pelajaran moral disekolah tak begitu 'dipentingkan'. Mungkin pelajaran yang ada hubungannya dengan moral lambat laun akan hilang.
Marilah sejenak kita melihat kebelakang. Pendidikan Moral Pancasila dulu ada, pernah digabung dengan mata pelajaran lain; PKPs ( Pancasila tak begitu penting barangkali ya....), Pendidikan Agama pun mengalami nasib serupa. Kenapa dua mata pelajaran yang akan membentuk pribadi yang baik tidak di UAN-kan?
Sudah menjadi hal yang umum ketika siswa di kelas akhir hanya 'digodog' dengan mata pelajaran UAN! Kalau sudah begini apakah mata pelajaran yang lain tak penting bagi anak-anak?
Jika dahulu setiap tahun ajaran baru ada Penataran P4, sekarang tak diperlukan lagi, diadakanlah MOS ( maaf kalau tak salah mengartikan ; Masa Orientasi Sekolah )', efektifkah MOS?
Jika kita mau jujur MOS hanyalah ajang balas dendam senior terhadap yuniornya!
Manakah yang lebih banyak nilai positif dan akibat negatif yang anak-anak didik kita rasakan?
Ditingkat yang lebih tinggi mahasiswa kita sering menjadi korban kekerasan seniornya. Siapa yang mesti disalahkan?
Pendidikan moral tak lagi penting, anak cucu kita akan menjadi generasi yang cakap, dengan intelegensi yang tinggi, berhasil dalam hidup, tapi tak bermoral, karena yang akan mereka kejar adalah materi...........
Apa jadinya pembangunan kita jika dikendalikan oleh pribadi yang pintar tanpa moral?
Satu lagi yang sayang untuk ditinggalkan. Marilah bersama kita lihat kegiatan Peringatan hari Kemerdekaan setiap bulan Agustus. Lihatlah pawai karnaval. Pawai yang seharusnya menjadi ajang pameran hasil pembangunan di bumi merdeka... malah menjadi ajang joget dengan iringan musik yang sama sekali nenek moyang kita tak pernah melakukan.
Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah mengunjungi blog ini, hanya sedikit keresahan yang saya sampaikan, tak ada maksud menggurui ataupun menyalahkan, mohon saran dan tanggapan anda.
Terima kasih...........