Kamis, 22 Oktober 2020

Metode Bermain Dalam Lompat Tinggi

 Dalam pembelajaran atletik dapat menjadi salah satu kegiatan yang digemari dalam pendidikan jasmani termasuk nomor lompat tinggi di jenjang pendidikan Sekolah Dasar sesuai dengan ciri perkembangannya. Namun tidak jarang, atletik menjadi kegiatan yang membosankan. Untuk mengatasinya diperlukan kemasan baru dalam bentuk kegiatan menarik dan menyenangkan. Salah satunya dapat menggunakan model bermain. Karena dengan model bermain aka timbul rasa senang dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran yang diajarkan pada siswa hendaknya memperhatikan juga untuk penyajiannya. Seorang guru dituntut memahami bentuk materi yang akan disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar. 

Metode merupakan cara, untuk memperoleh jawaban terhadap pernyataan bagaimana cara mengajar. Dalam hal ini yang dimaksud dengan metode adalah bagaimana cara mengajar sesuatu, agar dapat mencapai tujuan dengan efektif. Dalam menggunakan sebuah metode hendaknya harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya yaitu sifat, situasi dan kondisi yang ada. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam pembelajaran pendidikan jasmani cabang atletik lompat tinggi hendaknya dapat menggunakan pendekatan bermain . Diharapkan dengan pendekatan bermain dapat memberikan macam-macam bentuk aktivitas lompat bagi anak-anak. 



Salah satu cara menyampaikan materi dapat digunakan dalam mengajar pendidikan jasmani adalah dengan bentuk bermain. Pendekatan bermain dipilih karena didasarkan pada suatu anggapan bahwa pada dasarnya manusia menyukai akan kegiatan bermain. Aktivitas bermain merupakan aktivitas yang disenangi oleh anak-anak, dewasa maupun yang sudah tua. Bermain bagi anak-anak merupakan suatu kebutuhan yang pokok dalam kehidupannya. Ini dapat siswa amati bahwa hampir dari sebagian waktunya dihabiskan untuk bermain

Aktivitas yang dilakukan oleh anak-anak adalah aktivitas gerak, sehingga bermain sangat penting bagi anak-anak untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Sukintaka (1992: 89), bahwa bentuk penyajian bermain tidak hanya berpengaruh terhadap bermain tetapi dapat digunakan untuk latihan kekuatan otot, kelenturan, bahkan untuk latihan ketrampilan motorik dan pembentukan pribadi anak

Dalam memilih bentuk penyajian bermain bagi anak harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu mengetahui kondisi, cuaca, pakaian, ruang, usia anak, perlengkapan dan jumlah waktu yang tesedia. Menurut Sukintaka (1992: 8), guru dalam memilih jenis permainan yang sesuai harus mempertimbangan tahap perkembangan anak, kebutuhan anak serta kebutuhan anak. Dengan demikian seorang guru harus mengetahui tentang tahap-tahap perkembangan anak, dengan harapan dapat memilih bentuk penyajian permainan. 

Dengan pendekatan bermain dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak dalam pembelajaran atletik. Melalui pendekatan bermain teknik yang ada dapat siswa modifikasi sesuai dengan karateristik anak, dan dalam menggunakan peralatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Kesemuanya itu bertujuan supaya anak mau mencoba dan mau melakukan tanpa rasa takut. Dalam pembelajaran biasanya mengunakan bentuk bermain.

Bentuk – bentuk dalam bermain :

  1. Bermain lompat tali secara individu dan berpasangan
  2. Bermain melompati tali
  3. Bermain meloncati kardus
  4. Bermain lompat menolak dan mendarat dengan kaki yang berbeda
  5. Bermain lompat sambil melompati kardus dan terakhir melewati mistar karet
  6. Bermain lompat dengan awalan 3 sampai 5 langkah



Model Pembelajaran PJOK SD

 

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai rangkaian rencana kegiatan, mencakup strategi dan pemanfaatan sumber daya pembelajaran yang ada, mulai dari guru, peserta didik, lembaga sekolah, orang tua, hingga masyarakat sekitar dalam proses pembelajaran.

 Model pembelajaran yang dapat ditempuh pada mata pelajaran PJOK sebagai berikut.

1. Discovery Learning

Pembelajaran penemuan (discovery learning) diartikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi jika pembelajaran tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk akhirnya. Akan tetapi, peserta didik mampu mengorganisasi sendiri hasil belajarnya. Dalam penerapan pembelajaran ini, guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan peserta didik untuk aktif belajar. Guru harus bisa membimbing dan mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik sesuai tujuan yang akan dicapai

Dalam menerapkan discovery learning, beberapa tahap yang harus diperhartikan sebagai berikut.

  1. Tahap stimulasi yang menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik.
  2. Mengidentifikasi masalah yang relevan dengan materi dan dirumuskan dalam hipotesis.
  3.  Mengumpulkan informasi yang relevan untuk membuktikanhipotesis.
  4.  Mengolah informasi atau data sehingga memperoleh pengatahuanbaru.
  5.  Melakukan pemeriksaan untuk membuktikan kebenaranhipotesis.
  6. Menarik kesimpulan dengan memperhatikan hasil verifikasi ataupemeriksaan.
2. Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek (project based learning (PBL) adalah model pembelajaran menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, peserta didik mengeksplorasi, menilai, menginterpretasi, menyintesis, dan mencari informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam aktivitas nyata (Ridwan Abdullah Sani, 2014: 171). Tahap pembelajaran berbasis proyek mencakup persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap persiapan, mencakup kegiatan menemukan tema/topik proyek, merancang langkah penyelesaian proyek, dan menyusun jadwal proyek. Tahap pelaksanaan, mencakup kegiatan proses menyelesaikan proyek yang difasilitasi dan dimonitoring oleh guru, serta menyusun laporan dan presentasi/ publikasi hasil proyek. Tahap evaluasi, mencakup kegiatan evaluasi proses dan hasil kegiatan proyek.

3. Student Team Achevement Division

Model student team achievement division (STAD) menekankan kerja sama tiap-tiap anggota kelompok menyetarakan tingkat pemahaman materi. Anggota kelompok yang lebih mampu memahami materi diminta membantu anggota lain. Pembelajaran dengan STAD biasanya untuk menguatkan pemahaman materi peserta didik.

Tahapan STAD ditempuh melalui langkah-langkah berikut.
  1. Guru menyampaikan materi pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang akan dicapa
  2. Guru memberikan tes kepada setiap peserta didik secara individu. Pemberian tes dimaksudkan untuk memperoleh skor awal.
  3. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4–5 orang dengan latar belakang pengetahuan, etnik, ras, dan agama berbeda.
  4. Setiap kelompok mendiskusikan suatu masalah atau materi tertentu. Setelah selesai berdiskusi, tiap-tiap anggota kelompok harus memahami materi dan saling mengoreksi. Selanjutnya, setiap anggota kelompok menguatkan pemahaman teman kelompoknya.
  5. Guru memfasilitasi peserta didik membuat rangkuman. Guru mengarahkan dan memberikan penguatan terkait materi pembelajaran.
  6. Guru membubarkan kelompok. Selanjutnya, guru memberikan kuis terkait materi yang telah didiskusikan. Nilai kelompok STAD ditentukan oleh skor yang diperoleh tiap-tiap anggota kelompok.
4. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL)

Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah sehingga peserta didik memiliki keterampilan memecahkan masalah. Adapun masalah dalam PBL merupakan masalah nyata yang dihadapi peserta didik dalam kehidupan seharihari. Model pembelajaran ini melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran aktif, kolaboratif, dan berpusat kepada peserta didik.

PBL memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) belajar dimulai dengan satu masalah, (2) memastikan masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata peserta didik, (3) mengorganisasikan pelajaran
seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu, (4) memberikan tanggung jawab yang besar kepada peserta didik dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajarnya sendiri, (5)
menggunakan kelompok kecil, dan (6) menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan materi yang telah dipelajari dalam bentuk produk atau kinerja.
Pembelajaran dengan strategi PBL dimulai dari adanya masalah yang dimunculkan peserta didik atau guru. Peserta didik menentukan sendiri masalah yang akan dipecahkan. Dengan demikian, peserta didik terdorong berperan aktif dalam pembelajaran. Peserta didik mengeksplorasi pengetahuan tentang apa yang telah diketahui dan apa yang perlu diketahui untuk memecahkan masalah.

5. Information Search

Information search adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan mengajak peserta didik mencari informasi secara mandiri terkait materi tertentu. Melalui model pembelajaran ini, rasa ingin tahu dari peserta didik akan ditumbuhkan. Guru memberikan topik untuk dibahas peserta didik. Selanjutnya, setiap peserta didik memberi tanggapan terkait topik yang diberikan. Guru juga memberikan klarifikasi atas jawaban peserta didik.

6. Reading Guide 

Model reading guide merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk mengajak siswa membaca suatu bacaan atau artikel. Melalui model ini, guru merangsang siswa untuk mencari kata kunci dari bacaan atau artikel tersebut. Guru juga dapat meminta pendapat terkait kata kunci dari bacaan kepada peserta didik

7. Talking Stick

Talking stick merupakan model pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan bantuan tongkat. Guru dapat menggunakan tongkat sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Tongkat diedarkan ke seluruh peserta didik diiringi musik atau nyanyian. Ketika musik dimatikan, peserta didik yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru. Model pembelajaran ini bertujuan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat peserta didik aktif.

8. Teaching Games Tournament

Teaching games tournament merupakan model pembelajaran yang kooperatif dan dilakukan dalam model permainan atau perlombaan. Model pembelajaran ini melibatkan peserta didik dalam aktivitas tanpa ada perbedaan status. Dalam model pembelajaran ini, guru merancang suatu permainan yang mudah diterapakan dan dapat melibatkan seluruh peserta didik.

9. Teaching Games for Understanding

Teaching games for understanding merupakan Model pembelajaran yang digunakan untuk menyelesaikan masalah melalui teknik bermain sambil belajar. Model ini memberi ruang bagi peserta
didik untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah melalui sebuah permainan

10. Inklusif

Inklusif (cakupan). Pada pendekatan ini peserta didik dengan berbagai tingkat keterampilan berpartisipasi dalam tugas yang sama dengan memilih tingkat kesulitan masing-masing. Contoh: praktik renang gaya dada, peserta didik yang mampu berenang dengan baik melakukan rangkaian renang gaya dada sejauh 6–8 meter, peserta didik yang kemampuannya sedang berenang sejauh 4–6 meter,sedangkan peserta didik yang belum memiliki kemampuan berenang akan berlatih gerakan lengan dan kaki.

11. Whole, Part, dan Whole–Part-Whole

Whole, part, dan whole–part-whole (keseluruhan, per bagian), yaitu pendekatan pembelajaran dengan memberikan keseluruhan atau bagian per bagian. Keterampilan gerak harus diajarkan secara keseluruhan agar peserta didik dapat memahami gerakan secara keseluruhan. Misalnya, ketika mengajarkan kombinasi gerak dasar jalan dan lompat, guru harus memberikan pembelajaran secara keseluruhan. Sementara itu, pembelajaran per bagian diberikan jika tingkat kesulitan tinggi. Materi yang diberikan secara per bagian tersebut digabungkan untuk dilakukan secara keseluruhan

12. Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

Kontekstual (contextual teaching and learning) adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memproses informasi baru atau pengetahuan.
Melalui pembelajaran kontekstual peserta didik dapat mengaitkan berbagai informasi dan pengetahuan dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari.

Senin, 19 Oktober 2020

Calon Anggota KPPS Pilbup 2020 Desa Ringin

 

Proses pendaftaran dan penyerahan berkas pendaftar selesai pada 13 Oktober 2020. Tahapan selanjutnya adalah penelitian kelengkapan berkas pada tanggal 14 sampai dengan 20 Oktober 2020. untuk Desa yang belum memenuhiberkas pendaftaran maka ada perpanjangan pendaftaran yang dilaksanakan pada 14 sampai dengan  18 Oktober 2020.

Tanggal 13 Oktober 2020 pendaftaran  calon anggota KPPS Desa Ringin telah ditutup, karena jumlahpendaftar untuk semuaTPS sudah memenuhi, bahkan ada beberapa TPS yang melebihi jumlah yang dibutuhkan. 

Ada 3 (tiga) TPS yang mengalami kelebihan jumlah pendaftar yaitu TPS 1, TPS 4, dan TPS 7. Setelahpenelitian kelengkapan berkas pendaftaran maka pada Minggu 18 Oktober 2020 diadakan seleksi wawancara yang dilaksanakan di Balai Desa. Seleksi wawancara diikuti oleh TPS 1 dan TPS 4 karena satu TPS lainnya ada peserta uyang mengundurkan diri sehingga tidak perlu mengikuti seleksi tambahan.

Hasil selengkapnya adalah sebagai berikut :

1. TPS 001

No.

Nama

Alamat

1

ENDANG KURNIASIH

DESA RINGIN RT 04 RW 01

2

OKI AGUS SUSILO

DESA RINGIN RT 01 RW 03

3

INTAN TAWADDADA ILAIHA

DESA RINGIN RT 03 RW 01

4

MOH ERWIN HIDAYAT

DESA RINGIN RT 04 RW 01

5

MUHIMATUL FITRIYAH

DESA RINGIN RT 05 RW 01

6

NASRIPAH

DESA RINGIN RT 04 RW 01

7

NOUVAL SELAMET MULYONO

DESA RINGIN RT 04 RW 01

2. TPS 002

No.

Nama

Alamat

1

HIMMATUL LUTHFIYAH

DESA RINGIN RT 06 RW 01

2

IMAM MUSTOFA

DESA RINGIN RT 06 RW 01

3

KHOTIMATUN

DESA RINGIN RT 06 RW 01

4

MUH ADIB CHILMI FADLOLI

DESA RINGIN RT 06 RW 01

5

NUR ABIDIN

DESA RINGIN RT 06 RW 01

6

SUSANTO

DESA RINGIN RT 06 RW 01

7

MOH. NOR FAIZIN

DESA RINGIN RT 02 RW 01

3. TPS 003

No.

Nama

Alamat

1

ACHMAD GHONIM

DESA RINGIN RT 02 RW 01

2

ACHMAD ZAENI

DESA RINGIN RT 01 RW 01

3

CHRIESTINA FEBRIANTI

DESA RINGIN RT 01 RW 01

4

DINA FEBRIANA

DESA RINGIN RT 01 RW 01

5

FAKHOMATUN NOR

DESA RINGIN RT 01 RW 01

6

LAWINDAH

DESA RINGIN RT 01 RW 01

7

WAHYU TRI PAMUNGKAS

DESA RINGIN RT 01 RW 01

4. TPS 004

No.

Nama

Alamat

1

ANSHORI

DESA RINGIN RT 01 RW 03

2

HANIK ATUR RAHMAWATI

DESA RINGIN RT 01 RW 03

3

ISA AMIK UGHRIFAH

DESA RINGIN RT 01 RW 03

4

ROUDLOTUN MARATUSSHOLIKAH

DESA RINGIN RT 03 RW 03

5

TRIYONO HADI SANTOSA

DESA RINGIN RT 01 RW 03

6

MOCH. MA'RUFUL KHULQI

DESA RINGIN RT 03 RW 03

7

SITI KHANIFAH

DESA RINGIN RT 01 RW 03

5. TPS 005

No.

Nama

Alamat

1

ABID RIYANJA JAUHARI

DESA RINGIN RT 03 RW 03

2

DIAH WINARTI

DESA RINGIN RT 03 RW 03

3

DWI SUCIPTO WAHYU AJI WINOTO

DESA RINGIN RT 03 RW 03

4

ISTIQOMAH

DESA RINGIN RT 03 RW 03

5

MAR'ATUSSHOLIHAH

DESA RINGIN RT 03 RW 03

6

SUGENG PRAYITNO

DESA RINGIN RT 03 RW 03

7

YAYUK WIDYAWATI

DESA RINGIN RT 02 RW 03

6. TPS 006

No.

Nama

Alamat

1

AKHMAD PUJIANTO

DESA RINGIN RT 04 RW 03

2

ARIF BUDIMAN

DESA RINGIN RT 04 RW 03

3

ENDANG WIWIK WIDIYAWATI

DESA RINGIN RT 04 RW 03

4

KHOIRUL ANAM

DESA RINGIN RT 04 RW 03

5

MARDIYAH

DESA RINGIN RT 04 RW 03

6

MUKTI

DESA RINGIN RT 04 RW 03

7

ZAENURI

DESA RINGIN RT 04 RW 03

 7. TPS 007

No.

Nama

Alamat

1

ACHMAD BADRUDIN

DESA RINGIN RT 01 RW 02

2

MUSLIH

DESA RINGIN RT 01 RW 02

3

MUTHOHIR FUAD

DESA RINGIN RT 01 RW 02

4

PUJIATININGSIH

DESA RINGIN RT 01 RW 02

5

SITI KHOLIFAH

DESA RINGIN RT 01 RW 02

6

SITI MAHSUNAH

DESA RINGIN RT 01 RW 02

7

SEPTIANA DWI UTAMI

DESA RINGIN RT 04 RW 02

8. TPS 008

No.

Nama

Alamat

1

ALI ANWAR

DESA RINGIN RT 04 RW 02

2

MUHTAROM

DESA RINGIN RT 04 RW 02

3

MUKHAMMAD RINDHUWAN

DESA RINGIN RT 04 RW 02

4

NUR FADHILAH

DESA RINGIN RT 04 RW 02

5

NUR KHAYATI

DESA RINGIN RT 04 RW 02

6

SLAMET RIYADI

DESA RINGIN RT 04 RW 02

7

YENI NOVITASARI

DESA RINGIN RT 04 RW 02

Untuk selanjutnya adalah masa masukan, Tanggapan  dan klarifikasi Masyarakat terhadap Calon Anggota KPPS pada tanggal 21 sampai 26 Oktober 2020. sedangkan pengumuman hasil seleksi oleh KPU pada tanggal 8 sampai 10 November 2020.