Minggu, 27 Februari 2022

Peran dan Tantangan PJOK di Masa Pandemi

 


Sejak ditemukan di China pada 2019, virus Covid 19 seakan tidak mau berhenti menular dari satu manusia ke manusia lain. Virus menyebar dari wilayah utara ke wilayah selatan, bahkan menular dari negara satu ke negara lain. Setidaknya dalam halaman resmi WHO,  awal November tahun ini, lebih dari 5 juta jadi korban keganasan Covid 19 di berbagai penjuru dunia. Sejauh ini pula, belum ada kepastian Covid ini akan segera berlalu. 

Efek pandemi layaknya sebuah domino yang saling berjatuhan berurutan, satu persatu sektor terkena imbasnya. Demi meminimalisir terjadinya penularan, berbagai kegiatan yang berpotensi menyebabkan kerumunan, mulai dilarang. Hal ini diperkuat dengan diberlakukannya  Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).  

Berdasar Surat Edaran Mendikbud no 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran virus Corona mengharuskan guru melakukan pembelajaran secara daring.  Kondisi yang tidak memungkinkan pertemuan secara fisik ini memang menguntungkan di masa pandemi, kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK), khususnya dalam melaksanan sasaran dan tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat tercapai. 

LEBIH DARI AKTIVITAS FISIK 

Salah satu cara penanggulang penularan Covid 19 adalah memperkuat imunitas. Imunitas dapat diperkuat dengan makanan yang sehat dan aktivitas olahraga yang teratur. 
Angka penularan Covid 19 pada anak cukup tinggi di Indonesia. Dengan asumsi, bahwa 2/3 anak yang terinfeksi adalah peserta didik, bisa mengantarkan kita pada kesimpulan anak anak adalah pihak yang rentan terkena covid 19. Selain membutuhkan kesadaran akan protocol Kesehatan yang tidak boleh diabaikan, anak anak juga harus dipahami tentang kebugaran sebagai salah satu pencegah infeksi covid 19. 
Kondisi inilah yang membutuhkan bimbingan dari Guru PJOK. PJOK sudah seharusnya memberikan pemahaman olahraga yang baik dan benar. Dengan memberikan pemahaman yang proporsional tentang aktivitas olahraga, maka potensi penularan covid 19 semakin sedikit dan tubuh tetap bugar dalam menjalankan aktivitas. 

TANTANGAN INFRASTUKTUR 

Pandemi Covid yang memaksa semua pembelajaran dilakukan lewat daring, tidak terkecuali Mata Pelajaran PJOK. Karakter mata pelajaran yang membutuhkan simulasi dan praktik langsung dengan pendampingan dari Guru, sangat susah apabila diterapkan secara daring. Setidaknya ada beberapa hal yang menjadi hambatan utama. 

Pertama, Jaringat Internet yang kurang memadai. Pembelajaran melalui daring sangat membutuhkan koneksi Internet yang stabil. Namun harus diakui, tidak semua wilayah di Indonesia (bahkan Jawa) dengan memiliki kekuatan koneksi yang sama. 

Kedua, peran peserta didik. Medan geografis yang sukar seringkali ditambah dengan peran peserta didik yang minim. Sekalipun jaringan Internet memadai, namun sukar untuk dijamin dari peserta didik benar benar mengikuti pelajaran. Godaan game dan luasnya dunia internet sangat mungkin membuat focus peserta didik terdistraksi. 

Ketiga, penguasaan teknologi yang lemah. Beberapa guru PJOK seringkali kesulitan mengakses gadget atau memanfaatkan aplikasi yang mendukung pembelajaran.  Hal ini sangat disayangkan, dengan atensi peserta didik yang kurang, sudah seharusnya para guru lebih kreatif dalam memberikan pembelajaran. 
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan tiga langkah. Pertama, pelatihan bagi guru PJOK untuk meningkatkan kemampuan digitalisasi, hal ini bertujuan mendorong para guru lebih kreatif dalam memberikan materi. Kedua, peningkatan peran peserta didik perlu pengawasan misalnya dari orang tua. Dan ketiga, perlu dukungan pemerintah dalam meratakan pembangunan jaringan internet. Tentu saja hal ini untuk mendukung Pendidikan 4.0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar