Kamis, 22 Oktober 2020

Model Pembelajaran PJOK SD

 

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai rangkaian rencana kegiatan, mencakup strategi dan pemanfaatan sumber daya pembelajaran yang ada, mulai dari guru, peserta didik, lembaga sekolah, orang tua, hingga masyarakat sekitar dalam proses pembelajaran.

 Model pembelajaran yang dapat ditempuh pada mata pelajaran PJOK sebagai berikut.

1. Discovery Learning

Pembelajaran penemuan (discovery learning) diartikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi jika pembelajaran tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk akhirnya. Akan tetapi, peserta didik mampu mengorganisasi sendiri hasil belajarnya. Dalam penerapan pembelajaran ini, guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan peserta didik untuk aktif belajar. Guru harus bisa membimbing dan mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik sesuai tujuan yang akan dicapai

Dalam menerapkan discovery learning, beberapa tahap yang harus diperhartikan sebagai berikut.

  1. Tahap stimulasi yang menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik.
  2. Mengidentifikasi masalah yang relevan dengan materi dan dirumuskan dalam hipotesis.
  3.  Mengumpulkan informasi yang relevan untuk membuktikanhipotesis.
  4.  Mengolah informasi atau data sehingga memperoleh pengatahuanbaru.
  5.  Melakukan pemeriksaan untuk membuktikan kebenaranhipotesis.
  6. Menarik kesimpulan dengan memperhatikan hasil verifikasi ataupemeriksaan.
2. Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek (project based learning (PBL) adalah model pembelajaran menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, peserta didik mengeksplorasi, menilai, menginterpretasi, menyintesis, dan mencari informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam aktivitas nyata (Ridwan Abdullah Sani, 2014: 171). Tahap pembelajaran berbasis proyek mencakup persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap persiapan, mencakup kegiatan menemukan tema/topik proyek, merancang langkah penyelesaian proyek, dan menyusun jadwal proyek. Tahap pelaksanaan, mencakup kegiatan proses menyelesaikan proyek yang difasilitasi dan dimonitoring oleh guru, serta menyusun laporan dan presentasi/ publikasi hasil proyek. Tahap evaluasi, mencakup kegiatan evaluasi proses dan hasil kegiatan proyek.

3. Student Team Achevement Division

Model student team achievement division (STAD) menekankan kerja sama tiap-tiap anggota kelompok menyetarakan tingkat pemahaman materi. Anggota kelompok yang lebih mampu memahami materi diminta membantu anggota lain. Pembelajaran dengan STAD biasanya untuk menguatkan pemahaman materi peserta didik.

Tahapan STAD ditempuh melalui langkah-langkah berikut.
  1. Guru menyampaikan materi pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang akan dicapa
  2. Guru memberikan tes kepada setiap peserta didik secara individu. Pemberian tes dimaksudkan untuk memperoleh skor awal.
  3. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4–5 orang dengan latar belakang pengetahuan, etnik, ras, dan agama berbeda.
  4. Setiap kelompok mendiskusikan suatu masalah atau materi tertentu. Setelah selesai berdiskusi, tiap-tiap anggota kelompok harus memahami materi dan saling mengoreksi. Selanjutnya, setiap anggota kelompok menguatkan pemahaman teman kelompoknya.
  5. Guru memfasilitasi peserta didik membuat rangkuman. Guru mengarahkan dan memberikan penguatan terkait materi pembelajaran.
  6. Guru membubarkan kelompok. Selanjutnya, guru memberikan kuis terkait materi yang telah didiskusikan. Nilai kelompok STAD ditentukan oleh skor yang diperoleh tiap-tiap anggota kelompok.
4. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL)

Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah sehingga peserta didik memiliki keterampilan memecahkan masalah. Adapun masalah dalam PBL merupakan masalah nyata yang dihadapi peserta didik dalam kehidupan seharihari. Model pembelajaran ini melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran aktif, kolaboratif, dan berpusat kepada peserta didik.

PBL memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) belajar dimulai dengan satu masalah, (2) memastikan masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata peserta didik, (3) mengorganisasikan pelajaran
seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu, (4) memberikan tanggung jawab yang besar kepada peserta didik dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajarnya sendiri, (5)
menggunakan kelompok kecil, dan (6) menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan materi yang telah dipelajari dalam bentuk produk atau kinerja.
Pembelajaran dengan strategi PBL dimulai dari adanya masalah yang dimunculkan peserta didik atau guru. Peserta didik menentukan sendiri masalah yang akan dipecahkan. Dengan demikian, peserta didik terdorong berperan aktif dalam pembelajaran. Peserta didik mengeksplorasi pengetahuan tentang apa yang telah diketahui dan apa yang perlu diketahui untuk memecahkan masalah.

5. Information Search

Information search adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan mengajak peserta didik mencari informasi secara mandiri terkait materi tertentu. Melalui model pembelajaran ini, rasa ingin tahu dari peserta didik akan ditumbuhkan. Guru memberikan topik untuk dibahas peserta didik. Selanjutnya, setiap peserta didik memberi tanggapan terkait topik yang diberikan. Guru juga memberikan klarifikasi atas jawaban peserta didik.

6. Reading Guide 

Model reading guide merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk mengajak siswa membaca suatu bacaan atau artikel. Melalui model ini, guru merangsang siswa untuk mencari kata kunci dari bacaan atau artikel tersebut. Guru juga dapat meminta pendapat terkait kata kunci dari bacaan kepada peserta didik

7. Talking Stick

Talking stick merupakan model pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan bantuan tongkat. Guru dapat menggunakan tongkat sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Tongkat diedarkan ke seluruh peserta didik diiringi musik atau nyanyian. Ketika musik dimatikan, peserta didik yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru. Model pembelajaran ini bertujuan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat peserta didik aktif.

8. Teaching Games Tournament

Teaching games tournament merupakan model pembelajaran yang kooperatif dan dilakukan dalam model permainan atau perlombaan. Model pembelajaran ini melibatkan peserta didik dalam aktivitas tanpa ada perbedaan status. Dalam model pembelajaran ini, guru merancang suatu permainan yang mudah diterapakan dan dapat melibatkan seluruh peserta didik.

9. Teaching Games for Understanding

Teaching games for understanding merupakan Model pembelajaran yang digunakan untuk menyelesaikan masalah melalui teknik bermain sambil belajar. Model ini memberi ruang bagi peserta
didik untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah melalui sebuah permainan

10. Inklusif

Inklusif (cakupan). Pada pendekatan ini peserta didik dengan berbagai tingkat keterampilan berpartisipasi dalam tugas yang sama dengan memilih tingkat kesulitan masing-masing. Contoh: praktik renang gaya dada, peserta didik yang mampu berenang dengan baik melakukan rangkaian renang gaya dada sejauh 6–8 meter, peserta didik yang kemampuannya sedang berenang sejauh 4–6 meter,sedangkan peserta didik yang belum memiliki kemampuan berenang akan berlatih gerakan lengan dan kaki.

11. Whole, Part, dan Whole–Part-Whole

Whole, part, dan whole–part-whole (keseluruhan, per bagian), yaitu pendekatan pembelajaran dengan memberikan keseluruhan atau bagian per bagian. Keterampilan gerak harus diajarkan secara keseluruhan agar peserta didik dapat memahami gerakan secara keseluruhan. Misalnya, ketika mengajarkan kombinasi gerak dasar jalan dan lompat, guru harus memberikan pembelajaran secara keseluruhan. Sementara itu, pembelajaran per bagian diberikan jika tingkat kesulitan tinggi. Materi yang diberikan secara per bagian tersebut digabungkan untuk dilakukan secara keseluruhan

12. Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

Kontekstual (contextual teaching and learning) adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memproses informasi baru atau pengetahuan.
Melalui pembelajaran kontekstual peserta didik dapat mengaitkan berbagai informasi dan pengetahuan dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar