Dalam pembelajaran atletik dapat menjadi salah satu kegiatan yang digemari dalam pendidikan jasmani termasuk nomor lompat tinggi di jenjang pendidikan Sekolah Dasar sesuai dengan ciri perkembangannya. Namun tidak jarang, atletik menjadi kegiatan yang membosankan. Untuk mengatasinya diperlukan kemasan baru dalam bentuk kegiatan menarik dan menyenangkan. Salah satunya dapat menggunakan model bermain. Karena dengan model bermain aka timbul rasa senang dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran yang diajarkan pada siswa hendaknya memperhatikan juga untuk penyajiannya. Seorang guru dituntut memahami bentuk materi yang akan disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Metode merupakan cara, untuk memperoleh jawaban terhadap pernyataan bagaimana cara mengajar. Dalam hal ini yang dimaksud dengan metode adalah bagaimana cara mengajar sesuatu, agar dapat mencapai tujuan dengan efektif. Dalam menggunakan sebuah metode hendaknya harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya yaitu sifat, situasi dan kondisi yang ada. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam pembelajaran pendidikan jasmani cabang atletik lompat tinggi hendaknya dapat menggunakan pendekatan bermain . Diharapkan dengan pendekatan bermain dapat memberikan macam-macam bentuk aktivitas lompat bagi anak-anak.
Salah satu cara menyampaikan materi dapat digunakan dalam mengajar pendidikan jasmani adalah dengan bentuk bermain. Pendekatan bermain dipilih karena didasarkan pada suatu anggapan bahwa pada dasarnya manusia menyukai akan kegiatan bermain. Aktivitas bermain merupakan aktivitas yang disenangi oleh anak-anak, dewasa maupun yang sudah tua. Bermain bagi anak-anak merupakan suatu kebutuhan yang pokok dalam kehidupannya. Ini dapat siswa amati bahwa hampir dari sebagian waktunya dihabiskan untuk bermain
Aktivitas yang dilakukan oleh anak-anak adalah aktivitas gerak, sehingga bermain sangat penting bagi anak-anak untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Sukintaka (1992: 89), bahwa bentuk penyajian bermain tidak hanya berpengaruh terhadap bermain tetapi dapat digunakan untuk latihan kekuatan otot, kelenturan, bahkan untuk latihan ketrampilan motorik dan pembentukan pribadi anak
Dalam memilih bentuk penyajian bermain bagi anak harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu mengetahui kondisi, cuaca, pakaian, ruang, usia anak, perlengkapan dan jumlah waktu yang tesedia. Menurut Sukintaka (1992: 8), guru dalam memilih jenis permainan yang sesuai harus mempertimbangan tahap perkembangan anak, kebutuhan anak serta kebutuhan anak. Dengan demikian seorang guru harus mengetahui tentang tahap-tahap perkembangan anak, dengan harapan dapat memilih bentuk penyajian permainan.
Dengan pendekatan bermain dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak dalam pembelajaran atletik. Melalui pendekatan bermain teknik yang ada dapat siswa modifikasi sesuai dengan karateristik anak, dan dalam menggunakan peralatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Kesemuanya itu bertujuan supaya anak mau mencoba dan mau melakukan tanpa rasa takut. Dalam pembelajaran biasanya mengunakan bentuk bermain.
Bentuk – bentuk dalam bermain :
- Bermain lompat tali secara individu dan berpasangan
- Bermain melompati tali
- Bermain meloncati kardus
- Bermain lompat menolak dan mendarat dengan kaki yang berbeda
- Bermain lompat sambil melompati kardus dan terakhir melewati mistar karet
- Bermain lompat dengan awalan 3 sampai 5 langkah