Setiap perjalanan selalu menyimpan tujuan. Demi pemenuhan sebuah keinginan.
Dikala kecil kita juga pernah bercita-cita. Tak ada harapan yang jelek. Jadi Presiden, serdadu perang yang gagah dengan senjatanya, dokter yang ramah dengan statetoskopnya, atau pak Oemar Bakri dengan tas dari kulit buayanya.
Tentu, cita-cita dan harapan tak selamanya bisa diraih. Ada barangkali profesi yang sama sekali tidak diangan-angankan malahan sekarang kita jalani. Ada yang merasa enjoy , mungkin ada pula yang dirasa sebagai beban.
Mungkin sekedar analogi yang belum tentu benar,-----hati kita seperti karet.--------
Kita takkan selesai dengan harapan dan kemauan, walau terkadang kemauan itu diluar kemampuan kita. Dan itu adalah hal yang sangat lumprah adanya. Jika keingainan satu tercapai maka segera disusul keinginan yang lain, keinginan-keinginan dan seterusnya. Satu dapat direngkuh, timbul dua, tiga, dan empat. Tak ada batasnya!!
Pada waktu yang lain ketika menginginkan si - empat yang tidak tercapai karena keadaan yang kurang beruntung, maka 'tiga'pun kita terima. Jika 'tiga'pun tak dapat diraih, kitapun rela dengan angka 'dua'. Bahkan 'dua'pun tak dapat, 'satu'pun jadilah..........
Keinginan yang dibiarkan'liar' akan menjadikan manusia menjadi maklukTuhan yang 'rakus',dan lupa akan jati diri. Keinginan tiada akhir, kepuasan tiada batas. Akantetapi jika tak punya cita-cita, maka kita adalah orang yang celaka.
Banyak orang mengatakan mestinya manusia bisa 'nata ati'. Mungkin kurang lebihnya berarti apa yang kita dapati untuk hari ini patut kita syukuri. Jangan selalu melihat ke atas. Sekali-kali kebawah seperti berjalan agar tidak tersandung batu tajam.
Manusia mempunyai ukuran yang berbeda.Laksana gelas; walau diisi dari air terjun yang tak terhitung jumlah liter, tapi yang didapat takkan lebih dari ukurannya. Satu gelas!! Akan lebih baik jika gelas yang berisi penuh ini kita minum, dan dikala habis segeralah isi kembali.
Bukan bermaksud menggurui,tulisan ini dibuat hanya karena penulis lagi 'kancilen' gak bisa tidur!!.
Jika ada nilai baiknya silakan diambil, dan apabila sama sekali tak bermanfaat, yaaaa... anggaplah anda menemukan sobekan koran bekas yang tak lagi kentara artikelnya.
Akhirnya semoga kita semua menjadi orang yang berhasil akan cita-cita, berhasil menjalankan apa yang menjadi tanggung jawab kita saat ini.
Semoga!!!!
Dikala kecil kita juga pernah bercita-cita. Tak ada harapan yang jelek. Jadi Presiden, serdadu perang yang gagah dengan senjatanya, dokter yang ramah dengan statetoskopnya, atau pak Oemar Bakri dengan tas dari kulit buayanya.
Tentu, cita-cita dan harapan tak selamanya bisa diraih. Ada barangkali profesi yang sama sekali tidak diangan-angankan malahan sekarang kita jalani. Ada yang merasa enjoy , mungkin ada pula yang dirasa sebagai beban.
Mungkin sekedar analogi yang belum tentu benar,-----hati kita seperti karet.--------
Kita takkan selesai dengan harapan dan kemauan, walau terkadang kemauan itu diluar kemampuan kita. Dan itu adalah hal yang sangat lumprah adanya. Jika keingainan satu tercapai maka segera disusul keinginan yang lain, keinginan-keinginan dan seterusnya. Satu dapat direngkuh, timbul dua, tiga, dan empat. Tak ada batasnya!!
Pada waktu yang lain ketika menginginkan si - empat yang tidak tercapai karena keadaan yang kurang beruntung, maka 'tiga'pun kita terima. Jika 'tiga'pun tak dapat diraih, kitapun rela dengan angka 'dua'. Bahkan 'dua'pun tak dapat, 'satu'pun jadilah..........
Keinginan yang dibiarkan'liar' akan menjadikan manusia menjadi maklukTuhan yang 'rakus',dan lupa akan jati diri. Keinginan tiada akhir, kepuasan tiada batas. Akantetapi jika tak punya cita-cita, maka kita adalah orang yang celaka.
Banyak orang mengatakan mestinya manusia bisa 'nata ati'. Mungkin kurang lebihnya berarti apa yang kita dapati untuk hari ini patut kita syukuri. Jangan selalu melihat ke atas. Sekali-kali kebawah seperti berjalan agar tidak tersandung batu tajam.
Manusia mempunyai ukuran yang berbeda.Laksana gelas; walau diisi dari air terjun yang tak terhitung jumlah liter, tapi yang didapat takkan lebih dari ukurannya. Satu gelas!! Akan lebih baik jika gelas yang berisi penuh ini kita minum, dan dikala habis segeralah isi kembali.
Bukan bermaksud menggurui,tulisan ini dibuat hanya karena penulis lagi 'kancilen' gak bisa tidur!!.
Jika ada nilai baiknya silakan diambil, dan apabila sama sekali tak bermanfaat, yaaaa... anggaplah anda menemukan sobekan koran bekas yang tak lagi kentara artikelnya.
Akhirnya semoga kita semua menjadi orang yang berhasil akan cita-cita, berhasil menjalankan apa yang menjadi tanggung jawab kita saat ini.
Semoga!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar