a. Tahap Situasi
Mempelajari modul 3. Komunitas Belajar Sekolah memberikan banyak gambaran tentang bagaimana pentingnya komunitas belajar yang ada disekolah. Beberapa catatan saya mengenai komunitas belajar dari modul ini adalah sebuah wahana yang digunakan untuk saling berbagi mengenai pembelajaran, membahas mengenai kekurangan dan kelebihan sehingga didapatkan solusi terbaik untuk pembelajaran yang lebih baik.
Kegiatan saling berbagi ini pada faktanya sudah berjalan, namun belum tercatat sebagai sebuah komunitas untuk memeahkan masalah pembelajaran, sehingga pelaksanaanya bersifat momental tidak terencana secara periodik. Komunitas belajar sebenarnya bukanlah hal baru, karena sudah ada KKG atau MGMP hanya ada perbedaan pada istilahnya saja.
Komunitas belajar di sekolah menjadi bagian penting dalam sekolah, karena komunitas belajar sebuah tempat terjalinnya kerjasama antar guru dan tenaga kependidikan. Guru dapat belajar bersama (tidak terisolasi), guru pun menyepakati standar bersama seperti pembelajaran efektif, kriteria/indikator penilaian. Guru Sepakat bahwa mendidik semua murid merupakan tanggung jawab bersama. Dengan adanya komunitas belajar di sekolah, kesenjangan keterampilan antar pendidik dapat diminimalisasi, sehingga murid memiliki kualitas pengalaman belajar yang sama terlepas dari siapapun pendidiknya .
Hal sulit yang saya hadapi adalah disekolah saya mempunyai enam kelas dengan jenjang yang berbeda, sudah barang tentu masing-masing kelas mempunyai cara mengajar yang berbeda karena harusmenyesuaikan tingkat usia dan cara berfikir peserta didik yang berbeda pula yang sudah barang tentu cara mengajar guru satu dengan yang lain mempunyai perbedaan. Berada pada kondisi seperti ini peran saya sebagai motivator agar masing-masing guru untuk saling berbagi agar saling asah,isi dan asuhsehingga tidak ada guru yang merasa terbebani masalah pembelajaran dikelasnya. Mengajak rekan sejawat untuk senantiasa menyatukan visi menciptakan pembelajran yang berpihak kepada murid, sehingga cita-cita dan harapan sesuai dengan visi dan misi sekolahbisa tercapai.
b. Tahap Makna
Dalam kondisi seperti ini saya mencoba menjelaskan mengenai pentingnya komunitas belajar di sekolah, dibentuk sebuah wadah untuk saling memberi motivasi untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga semakin menumbuhkan minat belajar murid. Juga sebagai wadah untuk saling mendukung, berbagi pengetahuan, dan meningkatkan kualitas pembelajaran, dapat melatih keterampilan sosial, seperti berkomunikasi dan bersosialisasi dengan rekan sejawat. Hal ini dapat membantu guru dalam membina hubungan yang baik dengan murid dan orang tua murid
Dari pengamatan saya selama ini guru cenderung untuk menyimpan sendiri permasalahan yang ada dikelasnya, karena bercerita tentang kelemahan merupakan hal yang harus tabu untuk dilakukan. Disini saya harus memahami karakter masing-masing guru sehingga dapat mengambil benang merah yang bisa menarik kesamaan yang ada sehingga bisa terikat menjadi satu kesatuan untuk mencapai visi pembelajaran yang berpihak kepada murid. Pada situasi ini akhirnya saya memahami bahwa kelemahan diri tidak dapat diketahui sepenuhnya oleh diri sendiri tetapi melalui refleksi dan umpan balik yang diberikan oleh orang lain. Demikian juga solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada. Semakin banyak masukan maka akan semakin baik pula hasilnya.
c. Tahapan Aksi
Dari beberapa kesimpulan yang saya dapatkan, akhirnya saya menyadari bahwa kegiatan pembelajaran di sekolah akan lebih optimal jika guru dapat berkolaborasi dengan guru lainnya. Kemitraan ini diciptakan untuk memberikan suasana belajar bersama di mana ada rasa saling ketergantungan, serta pengakuan bahwa belajar dan keberhasilan murid adalah tanggung jawab semua guru dan tenaga kependidikan. Mengingat hal yang demikian maka saya memulai untuk memberikan makna yang sebenarnya tentang Komunitas Belajar di Sekolah.
Tindakan yang saya lakukan selanjutnya adalah mengajak rekan guru secara periodik dan terjadwal untuk mengadakan pertemuan untuk mebahas permasalahan pembelajaran yang ada di kelas masing-masing. Saya mulai dengan menceritakan pembelajaran yang saya lakukan, tentang kesulitan, tantangan, dan solusi yang saya lakukan, dan selanjutnya meminta masukan dari rekan sejawat. Dari saran dan masukan yang mereka berikan, saya berharap mereka akan terbuka juga untuk menceritakan proses pembelajaran yang dilakukannya sehingga terjadi interaksi dan komunikasi yang serasi.
Sebuah perubahan pasti ada tantangan, dan sebagai agen transformasi perubahan saya harus membekali diri dengan inovasi-inovasi baru yang menarik. Melalui komunitas guru penggerak saya selalu berkomunikasi dan berbagi praktik baik, juga belajar mandiri melalui platform Merdeka Mengajar. Selalu ada hal-hal baru disana yang bisa saya aplikasikan pada pembelajaran disekolah. Disini saya harus menjadi contoh untuk perubahan baik, karena jika tidak maka komunitas belajar di sekolah tidak menjadi hal yang menarik.
Akhirnya saya berkesimpulan bahwa kolaborasi tidak hanya terbatas pada kegiatan tukar menukar dan sharing praktik baik mengajar tetapi juga dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas masing-masing. Saling membantu, terbuka dalam memecahkan masalah bersama harus menjadi kebiasaan sehari-hari. Perkembangan akademik murid bukan lagi menjadi tanggung jawab individu masing-masing pendidik, tetapi menjadi tanggung jawab bersama yang harus diupayakan secara berkesinambungan sehingga tercipta budaya positif di sekolah untuk pembelajran yang sebenarnya, dan benar-benar berpihak kepada kebutuhan belajar murid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar