Mempelajari modul ini memberi banyak memberikan pengetahuan baru tentang bagaimana, menyusun sebuah kegiatan yang berdampak pada murid. Selama ini, sering sekali kita melihat bahwa program-program sekolah, hanya menempatkan murid-murid sebagai objek dari program-program tersebut. Keterlibatan murid hanya karena sebuah keharusan untuk terlibat, rutinitas, kewajiban yang harus dijalankan, atau hanya sekedar sebuah kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan. Padahal, kita semua tahu bahwa pengambilan makna adalah esensi dari proses belajar itu sendiri. Pada modul ini saya mengenal student agency yang diartikan sebagai kepemimpinan murid dalam pengelolaan program sekolah. Mendorong kepemimpinan murid dalam program sekolah menjadikan murid menjadi individu yang lebih bertanggungjawab, berdaya, dan kontributif, akan memberikan bekal untuk mereka menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat,
Hal penting yang saya dapatkan dari mempelajari modul ini adalah adanya pemahaman baru tentang :
- Kepemimpinan murid (students agency) dan kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila
- Suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) murid dalam konsep kepemimpinan murid.
- Lingkungan yang mendukung tumbuhkembangnya kepemimpinan murid pentingnya melibatkan komunitas untuk mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid.
a) Kepemimpinan murid
Secara alami murid adalah pengamat, penjelajah, penanya, yang memiliki rasa ingin tahu untuk membangun sendiri pemahaman tentang diri, orang lain, lingkungan sekitar, dan dunia yang lebih luas, karena sebenarnya berkemampuan untuk mengambil bagian dari proises belajarnya sendiri sehingga potensi kepemimpinannya berkembang dengan baik.
b) Menumbuhkan kepemimpinan Murid
Melalui Suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) murid akan mengembangkan kapasitasnya menjadi pemilik bagi proses belajarnya sendiri. Melalui suara (voice) murid akan mengeksporesikan gagasan melalui partisipasi aktifnya dikelas, sekolah, komunitas, dan lingkungan dimana mereka berada. Sedangkan pilihan (choice) adalah memberi kesempatan kepada murid untuk memiliki pilahan sesuai dengan minat, memilih lingkungan belajar, pilihan untuk berlatih dalam penguasaan pengetahuan dalam pembelajaran. Sedangkan kepemilikan (ownership) adalah bagaimana murid memiliki rasa keterhubungan, keterlibatan aktif, dan investasi pribadi dalam proses belajar.
c) Lingkungan untuk tumbuhkembang murid
Karakteristik lingkungan yang dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan murid (Noble et al (2008) adalah :
- Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif.
- Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksan
- Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya
- Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya
- Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan
- Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri.
- Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan
Selain lingkungan yang dapat membantu tumbuhkembang murid, peran komunitas juga mengambil peran penting. Beberapa komunitas yang membawa keberadaan murid diantaranya adalah; komunitas keluarga, komunitas kelas dan antar kelas, komunitas sekolah, dan komunitas antar sekolah.
Program sekolah akan bermakna dan memberi warna proses pembelajaran murid apabila ada peran serta murid didalamnya. Memberi kesempatan murid untuk memunculkan gagasan sebelum program, memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka, sehingga memiliki rasa keterhubungan, keterlibatan aktif, dan investasi pribadi dalam proses belajar di kegiatan tersebut.
Mengelola program yang berdampak pada murid sangat berhubungan dengan materi pada modul sebelumnya, keterkaitan dengan modul sebelumnya dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara
Pembelajaran yang berkualitas bisa dicapai dengan memanfaatkan sumber daya yang ada disekolah dan masyarakat sehingga dapat terpenuhi kebutuhan belajar murid sesuai dengan minat dan bakatnya. Filosofi Ki Hajar Dewantara menampatkan murid adalah pribadi utuh yang mempunyai kodrat alam yang memposisikan guru sebagai penuntun untuk memaksimalkan bakat dan minat yang ada pada murid disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid, maka sebagai pemimpin pembelajaran, pengelolaan program yang berdampak pada murid hendaknya bertujuan untuk merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat murid dengan merdeka belajar. Potensi dan suara murid dapat tergali dengan baik sehingga menumbuhkan rasa memiliki/kepemilikan yang tinggi dalam diri murid.
2. Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak
Salah satu peran guru penggerak adalah peminpin pembelajaran. Sebagai pemimpin pembelajaran guru dapat memaksimalkan potensi murid melalui Suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) murid akan mengembangkan kapasitasnya menjadi pemilik bagi proses belajarnya sendiri. Sehingga program yang dijalankan berdampak positif kepada murid.
3. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak
Visi perubahan dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa yang telah ada di sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik. Visi perubahan dapat dimulai dari mendorong kepemimpinan murid sehingga murid mampu membuat pilihan-ilihan, menyuarakan opini, berpartisipasi dalam komunitas belajarnya.
4. Modul 1.4 Budaya Positif
Pengelolaan program yang yang berasal dari pendapat dan pilihan yang berasal dari murid akan mendorong tanggungjawab terhadap program kegiatan yang diikuti adalah budaya positif yang akan mengembangkan potensi kepemimpinan murid sesuai dengan kodrat, konteks , dan kebutuhannya.
5. Modul 2.1 Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid :
Kebutuhan belajar murid adalah readiness (kesiapan belajar murid), minat dan profil atau gaya belajar murid. Kebutuhan belajar murid dapat dipenuhi dengan menumbuhkembangkan kepemimpinan murid melalui pengelolaan program yang berdampak pada murid..
6. Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional:
Penerapan pembelajaran sosial emosional akan menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman karena adanya program yang mengakomodasi kepentingan murid .Pengembangan pembelajaran sosial emosional akan meningkatkan kompetensi : yaitu: 1) Kesadaran diri, 2) Manajemen Diri, 3) Kesadaran Sosial, 4) Keterampilan Berelasi, dan 5) Pengambilan Keputusan yang bertanggung Jawab.
7. Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin :
Pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin pembelajaran sangat dibutuhkan kemampuan yang memadai. Karena keputusan akan berpengaruh pada tujuan pembelajaran disekolah. Pengambilan keputusan berbasis pada nilai-nilai kebajikan akan terjadi apabila guru sebagai pemimpin pembelajaran akan menghasilkan program-program sekolah yang berdampak positif kepada murid.
8. Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
Sebagai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya guru harus bisa memaksimalkan asset yang ada. Pengelolaan asset secara maksimal akan berkontribusi besar terhadap program-program yang dilksanakan disekolah. Murid adalah asset biotik yang ada didalamnya. Keikutsertaan murid dalam merancang program sekolah wajib dilakukan karena sejatinya program dibuat untuk murid. Melalui suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) murid dapat mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri.
Setelah mempelajari modul calon Guru Penggerak ini saya berkesimpulan bahwa tujuan akhirnya adalah menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid melalui program yang berdampak positif kepada murid. Program yang berdampak positif menempatkan murid sebagai pribadi utuh yang perlu tuntunan guru yang berkemampuan sosial emosianal sehingga menghasilkan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan seorang pemimpin dengan memaksimalkan potensi asset yang ada, sehingga terjadi sinergi yang saling terkait dan saling membantu.
Dalam perencanaan program murid harus selalu diikutsertakan. Karena murid mempunyai pandangan, gagasan, perhatian, untuk berpartisipasi aktif. Melalui pilihan, murid berkesempatan untuk memilih lingkungan belajar yang mendukung belajar mereka, sehingga keterlibatan mereka terhadap apa yang dipelajarinya dengan terlibat aktif menunjukkan rasa kepemilikan mereka.
Dengah demikian program sekolah yang dijalankan benar-benar berpihak pada murid, karena mereka berkontribusi dalam perencanaan, melaksanakan, dan mereka akan beradadalam kursi kemudi roses belajar mereka sendiri.
Sumber Belajar :
Pendidikan Guru Penggerak
Modul 3.3 Pengelolaan Program yang berdampak Positif pada Murid
Oleh : Oscrina Dewi Kusuma, S.Pd. ,M.Pd., Indra Sari, SH., M.Pd., Dr. Siti Suharsih, Ss.s., M.Pd.