Pembelajaran berdiferensiasi adalah Serangkaian keputusan masuk akal yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid Dalam membantu kesuksesan belajar siswa guru menyesuaikan konten, proses, produk, yang sejalan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran sesuai dengan pemenuhan kebutuhan murid.
Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, dengan melakukan identifikasi dan asesmen yang didapat melalui berbagai macam sumber diantaranya adalah hasil penilaian murid pada kelas sebelumnya, hasil wawancara dengan rekan sejawat, komunikasi dengan orang tua. Sehingga dari riset kecil ini guru mengetahui kebutuhan belajar masing-masing murid.
Menurut Tomlinson (2001) dalam How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa asfek kbutuhan belajar murid ada 3 :
1.Kesiapan Belajar (readiness)
2.Minat
3.Profil Belajar Murid
Karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, guru tidak bisa memperlakukan muridnya dengan cara yang sama sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil, karena pembelajaran berdiferensiasi guru tidak perlu mendatangi murid satu-persatu untuk memenuhi kebutuhan belajarnya. Dan tidak berarti juga pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang pintar.
Ciri-ciri dan Karakteristik Pembelajaran berdiferensiasi diantaranya adalah :
1.Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.
Tujuan pembelajaran dapat dapat dipahami murid-muridnya, guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya, penyesuaian rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid misalnya menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
2.Guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi .
3.Manajemen kelas yang efektif.
Guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun murid melakukan kegiatan yang mungkin berbeda-beda, namun kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
4.Penilaian berkelanjutan.
Guru menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya,
Contoh kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi :
a.Tahap Persiapan
Menyiapkan sumber belajar yang terdiri dari poster yang berhubungan dengan materi/konten, berbagai macam bacaan dengan tingkat kesulitan yang berbeda, artikel dari majalah, komik yang brhubungan dengan materi, video dari youtube, kartu-kartu yang berisi petanyaan.
Menyiapkan daftar kegiatan dengan intruksinya. Diantaranya adalah membaca buku/komik/artikel,
Mengamati poster/diagram, mendiskusikannya, dan membuat ringkasan
Mewanwancai dengan sumber yang relevan dengan materi
Menjawab kartu-kartu yang berisi pertanyaan.
b. Tahap Peklaksanaan
Memberi penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan konnsep kunci yang harus dikuasai , melalui tanya jawab, dan contoh-contoh.
Membagi kelompok sesuai dengan tingkat kemampuan membaca.
Mejelaskan kepada muridnya bahwa dalam waktu satu minggu setiap kelompok harus menyelesaikan tugas yang telah dibuat dalam perencanaan.
Mengobservasi pemahaman murid, memberikan pertanyyan dan memberi bantuan kepada murid yang memerlukan tantangan lebih, memperlihatkan video kepada murid yang memerlukan pemahaman tambahan
c. Tahap Penilaian
Guru memberikan penilaian secara berjenjang sesuai dengan tingkatkemampuan pemahaman.
Pemahaman kurang dengan tugas membuat diagram dengan penjelasan sederhana
Pemahaman sedang dengan tugas membuat narasi dengan kosa kata yang lebih bervariasi
Pemahaman tinggi dengan membuat sebuah cerita kreatif dengan kalimat dan kosa kata yang lebih sulit
Pemetaan kebutuhan belajar merupakan kunci pokok kita untuk dapat menentukan langkah selanjutnya. Jika hasil pemetaan kita tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang kita buat dan lakukan akan menjadi kurang tepat.
Terdapat tiga strategi diferensiasi diantaranya;
1.Direfensiasi konten
Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadapa kesiapan, minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya.
Guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan belajar murid.
2.Diferensiasi proses
Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa yang dipelajari.
3.Diferensiasi produk
Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita (karangan, pidato, rekaman, doagram) atau sesuatu yang ada wujudnya.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah, kelas, dan terutama kepada murid. Setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang belajarnya.
Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan baik. Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang optimal.
Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi tentunya kita akan mengalami berbagai tantangan dan hambatan. Guru harus tetap dapat bersikap positif,
Untuk tetap dapat bersikap positif meskipun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi adalah
Terus belajar dan berbagi pengalaman dengan teman sejawat lainnya yang mempunyai masalah yang sama dengan kita (membentuk Learning Community)
Saling mendukung dan memberi semangat dengan sesama teman sejawat.
Menerapkan apa yang sudah kita peroleh dan bisa kita terapkan meskipun belum maksimal.
Terus berusaha untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses pembelajaran yang sudah diterapkan
Pembelajaran berdiferensiasi sangat berkaitan dengan filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, serta budaya positif. Salah satu filosofi pendidkan menurut Ki Hajar Dewantara adalah sistem “among”, guru harus dapat menuntun murid untuk berkembang sesuai dengan kodratnya, hal ini sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu nilai dan peran guru penggerak adalah menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada murid, yaitu pembelajaran yang memerdekakan pemikiran dan potensi murid.
Hal tersebut sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu visi guru penggerak adalah mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar pancasila, untuk mewujudkan visi tersebut salah satu caranya adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Budaya positif juga harus kita bangun agar dapat mendukung pembelajaran berdiferensiasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar