Satu lagi kabar untuk kawan-kawan operator sekolah, Aplikasi dapodik yang selama ini semi Online, kedepan dapat diakses full online sebagaimana generasi 2006-20011
*Sumber : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Untuk semua operator pendataan harap mengunduh aplikasi dapodik terbaru dan mempelajari dokumentasi aplikasi terbaru secara lengkap karena ada beberapa fasilitas yang disempurnakan dan ditambahkan dari versi sebelumnya
Adanya program PADAMU NEGERI telah memacu semangat tim DAPODIK untuk berbenah menyempurnakan sistemnya menjadi full online. Semoga makin baik dan lancar penuh semangat sinergi yang positif antara keduanya.
Perkembangan sosial-ekonomi yang semakin cepat mendorong revolusi teknologi yang berbasis pada pemanfaatan internet dan teknologi informasi. Kini, orang tak lagi peduli di mana data disimpan. Asal data mudah diakses, maka layanan yang ada akan terus digunakan dan dipakai untuk pengembangan teknologi lebih lanjut.
Dalam paparannya bertajuk ‘Integrasi Melalui Unifikasi Data Pokok Pendidikan’ di hadapan peserta Workshop Sosialisasi Bantuan Pendataan Pendidikan Dasar di Hotel Mega Anggrek, Jakarta Barat, Kamis malam (6/10), Suhadi Lili mencontohkan penggunaan laman jejaring sosial Facebook. “Ketika Bapak-Ibu meng-update status dan komentar, di mana menyimpannya?” ujar dosen informatika Institut Teknologi Sepuluh November ini. Hal demikian juga berlaku pada kepemilikan akun surat elektronik (email) seperti Gmail dan Yahoo.
Masyarakat tak peduli dan perlu tahu di mana data disimpan. Yang penting ia punya halaman di laman, kapan dan di mana pun bisa diakses. Kepercayaan pada layanan tersebut terus hidup, terbukti dari terus berlangsungnya laman-laman di dunia maya dan semakin besar.
Paradigma demikian tercakup dalam konsep mengenai Komputasi Awan (Cloud Computing). Awan (cloud) merupakan metafora dari internet—sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Awan dalam Komputasi Awan juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Ia merupakan metoda komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan. Pengguna dapat mengaksesnya lewat internet (di dalam awan) tanpa tahu apa yang ada di dalamnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya.
“Ini konsep yang sama yang ingin diterapkan di sistem (pendataan),” tegas Suhadi Lili. Tak penting tahu, katanya, data disimpan di mana. “Kalau Bapak-Ibu bisa memanfaatkan data itu seperti halnya datanya sendiri, kan mestinya tidak masalah data disimpan di mana.”
Sekarang, tambah Suhadi Lili, teknologi informasi sudah sangat memungkinkan untuk mendapatkan data individual. “Bukan hanya data statistik lagi. Satu per satu data memungkinkan untuk didapatkan secara teknis,” ungkapnya.
Maka, untuk mendapatkan data individual yang mencakup peserta didik, satuan pendidikan, dan pendidik dan tenaga kependidikan, bukan lagi persoalan. Teknologi telah memungkinkannya. Sistem pendataan pun sedang mengarah pada komputasi awan.
Untuk mengunjungi web dimaksud dapat klik disini
*Sumber : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus