Senin, 15 Agustus 2011

Serpihan Nasionalis Yang Kian Sirna


Pagi sebelum berangkat sekolah aku diingatkan oleh si Kecil Wahyu anakku yang kini duduk dikelas dua bangku Sekolah Dasar. Agak menggelitik juga ketika mengingatkanku untuk memasang bendera Merah Putuh di depan rumah. Takpula sempat aku bertanya dari mana ia mendapatinspirasi untuk memasang bendera. Kupikir dari Ibu Gurunya atawa dari siaran televisi yang dengan sabar selalu ditungguinya. Biarlah itu takpenting,pikirku. akupun bergegas. Kupasang sang Merah Putih depan rumah. Merah Putihpun melambai. Walau tak cukup besar namun gagah menyapa angkasa.

Tanpa sarapan pagi kamipun berangkat, karena hari inikami semua berpuasa.
Disekolah segera kusiapkan uborampe karena hari ini memperingati hari Pramuka yang sebenarnya kemarin yang betepatan dengan hari libur.
Kembali pikiranku jauh, ketika sang Merah Putih yang pelan namun pasti berkibar. Ada apakah dipikiran anak-anak ketika dengan sikap tegap hormat dengan sang Merah Putih?

Tak kusadari kebanggaan yang kurasakan. Semoga nilai-nilai perjuangan mereka rasakan. Nilai kebersamaan, sesuai dengan cita-cita Lord Boden Powell, seperti yang dikatakan Bapak Kepala Sekolah dalam sambutannya.

Dalam kelaspun masih kuingatkan mereka karena sekarang lagi hangat-hangatnya carakter buillding yang mungkin artinya pendidikan berkarakter. Kubangun semangat mereka untukmencintai bangsanya sendiri,yang barang tentu di era sekarang ini tidak dengan memanggul senjata.

Mendengar penjelasanku, ada beberapa ' karakter' yang terlihat.Ada yang dengan semangat memberi respon, ada yang dengan santainya kepala merekadiletakkan di meja (kupikir mereka lapar karena puasa,akupun memaklumunya, lagian mereka kan bukan anggota DPR yang terhormat ), adapula yang sama sekali tidak peduli. Akupun berusaha untuk memakluminya,mungkin dia berpikir semua ini takpenting, buktinya para pejabat kita malah saling berlomba untuk menyikat uang rakyat???

Ah...jika memang itu yang ada dalam benak anak itu, mungkin dia benar.
Akupun sangat ketakutan jikananti ada anak yang bertanya,"Kenapa di TV selalumenyiarkan orang korupsi pak?"
Jika ini terjadi mungkin aku perlubertanya kepada teman-teman yang lain untuk mempersiapkan jawaban yang tepat. Ataukah anda bisa menolong sayauntuk pertanyaan ini?

Jika setiap kita membuka saluran Televisi selalu disuguhi berita Korupsi para pejabat negeri, begitu kentalkah keserakahan di jiwa mereka? Dan kenapa pula ketika pengusutan mulai menemui titik terang, tiba-tiba anti klimak? Tidak ada kasus yang tuntas........

Melalui peringatan 17-an tahun ini walau kita sedang menjalankan ibadah puasa marilah kobarkan semangat mencintai negeri, dengan cara dan kemampuan kita masing-masing.
Jangan lupa juga berdoa, untuk pejabat yang sedang punya keinginan untuk menyikat uang rakyat menjadi urung.....( he... he... mungkin nggak ya???)

Merdeka!!!!!!!!



2 komentar:

  1. entertaiment journalism mungkinjawaban yang tepat untuk si kecil! Soalnya koruptor di negeri ini gak beda jauh dgn artis mas....biasa Jurnalisme, Tabloidisasi, dan korupsi...sama2 menarik untuk di ikuti....padahal endingnya nol.

    BalasHapus
  2. Yang paling kita takutkan, ketika sikecil mengganggap ' Koruptor ' adalah suatu pekerjaan, layaknya artis. Lalu mereka mengidolakannya.... waduh mojadi apa negeri kita yang gemah ripah loh jinawi namun banyak korupsi ini...............

    BalasHapus