Jumat, 28 Juni 2013

SIPO DIKMEN -Sistem Informasi Pendataan Pendidikan Menengah

Sistem Informasi Pendataan Online (SIPO) Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah. Sistem ini disusun sebagai media monitoring jalannya pendataan online di tingkat pendidikan menengah. Silahkan login dan pilih tahun ajaran sesuai data yang di butuhkan. Berbagai informasi pendataan Pendidikan menengah dapat diakses disini.

Situs-situs web yang  sering dicari menggunakan  alamat nomor IP untuk situs resmi di Kemdikbud yang tidak pakai domain resmi:

Situs Pendataan DIKMEN
http://203.171.221.242/sipo_2/
IP dari PT. INTERLINK TECHNOLOGY

Situs verifikasi Tunjangan PTK DIKDAS
http://223.27.144.195:8081/info.php
IP dari PT Cyber Network Indonesia

Situs pendataan PAUDNI
http://219.83.70.149/pendataan/index.php?md=acct&item=login
IP dari INDOSATM2 Dedicated Platinum Customer

Situs PADAMU NEGERI BPSDMPK-PMP
http://118.98.222.83/
IP dari Pustekkom Kementerian Pendidikan Nasional


Silakan pilih semoga bermanfaat........


Selasa, 25 Juni 2013

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD 2013

Pada Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 yang telah ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 7 Mei 2013, juga menyisipkan bab khusus tentang Kurikulum, yang diletakkan pada Bab XIA.

Kerangka Dasar Kurikulum Baru sesuai dengan PP No. 32 Tahun 2013 berisi landasan fisiologis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Kerangka Dasar 


Kurikulum ini digunakan sebagai: 

a. Acuan dalam Pengembangan Struktur Kurikulum tingkat nasional
b. Acuan dalam Pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah
c. Pedoman dalam Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

“Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, muatan Pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan,” bunyi Pasal 77B ayat (1) PP No. 32 Tahun 2013.

Menurut PP ini, Struktur Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) formal berisi program Pengembangan pribadi anak. Struktur Kurikulum PAUD formal berisi program-program Pengembangan nilai agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni.

Sedangkan Struktur Kurikulum untuk satuan pendidikan dasar berisi muatan umum. Struktur Kurikulum SD/MI, SDLB atau bentuk lain yang sederajat terdiri atas muatan: a. Pendidikan agama; b. Pendidikan kewarganegaraan; c. Bahasa; d. Matematika; e. Ilmu pengetahuan alam; f. Ilmu Pengetahuan Sosial; g. Seni dan budaya; h. Pendidikan jasmani dan olahraga; i. Ketrampilan/kejuruan; dan j. Muatan lokal.

Dilansir dari situs Setkab, (14/5/2013) Pasal 77I Ayat (2) PP No. 32 Tahun 2013 berbunyi, “Muatan sebagaimana dimaksud dapat diorganisasikan dalam satu atau lebih mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan dan program pendidikan,”.

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 juga menegaskan bahwa Ujian Nasional untuk jenjang SD dan sederajat (MI/SDLB) dihapus. Mulai tahun ajaran 2013/2014 Ujian Nasional SD ditiadakan. Bagi Anda yang ingin membaca atau memiliki PP No. 32 Tahun 2013, bisa mendownloadnya di sini


Sumber: SekolahDasar.Net 25/06/2013

Minggu, 23 Juni 2013

Persyaratan Peserta Sertifikasi Guru 2013

Persyaratan Umum Peserta Sertifikasi Guru 2013
a. Guru yang belum memiliki sertifikat pendidik dan masih aktif mengajar di sekolah di bawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kecuali guru Pendidikan Agama. Sertifikasi bagi guru Pendidikan Agama dan semua guru yang mengajar di madrasah diselenggarakan oleh Kementerian Agama dengan kuota dan aturan penetapan peserta dari Kementerian Agama (Surat Edaran Bersama Direktur Jenderal PMPTK dan Sekretaris Jenderal Departemen Agama Nomor SJ/Dj.I/Kp.02/1569/ 2007, Nomor 4823/F/SE/2007 Tahun 2007).

b. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari program studi yang terakreditasi atau minimal memiliki izin penyelenggaraan.

c. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas dengan ketentuan:
1) diangkat menjadi pengawas satuan pendidikan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (1 Desember 2008), dan
2) memiliki usia setinggi-tingginya 50 tahun pada saat diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan.

d. Guru yang BELUM memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV apabila:
1) pada 1 Januari 2013 sudah mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru, atau
2) mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a (dibuktikan dengan SK kenaikan pangkat).

e. Sudah menjadi guru pada suatu satuan pendidikan (PNS atau bukan PNS) pada saat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ditetapkan tanggal 30 Desember 2005. Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2013

f. Guru bukan PNS pada sekolah swasta yang memiliki SK sebagai guru tetap minimal 2 tahun secara terus menerus dari penyelenggara pendidikan (guru tetap yayasan), sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK dari Bupati/Walikota.

g. Pada tanggal 1 Januari 2014 belum memasuki usia 60 tahun.

h. Sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter. Jika peserta diketahui sakit pada saat datang untuk mengikuti PLPG yang menyebabkan tidak mampu mengikuti PLPG, maka LPTK BERHAK melakukan pemeriksaan ulang terhadap kesehatan peserta tersebut. Jika hasil pemeriksanaan kesehatan menyatakan peserta tidak sehat, LPTK berhak menunda atau membatalkan keikutsertaannya dalam PLPG.

i. Memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK).

Sumber: Buku Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2013 



Diambil dari sekolahdasarNet 23/06/2013

Sabtu, 22 Juni 2013

Pengumuman Hasil UKG 2013

Pengumuman Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG)  rencananya akan dilaksanakan pada hari Minggu, 30 Juni 2013 mendatang oleh Pusbangprodik BPSDMP Kemdikbud. Hasil uji kompetensi bagi guru yang belum memiliki sertifikat pendidik ini, dilihat lewat website http://sergur.kemdiknas.go.id/
Sebanyak 601.363 guru menanti pengumuman hasil UKG 2013 yang telah diikutinya. Hasil skor UKG menjadi salah satu pertimbangan mengikuti program sertifikasi guru melalui jalur Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Selain skor UKG, dasar penentuan peserta PLPG 2013 adalah usia dan masa kerja guru.

UKG yang dilaksanakan tanggal  3 - 15 Juni 2013 akan menjaring 350.000 peserta yang mengikuti PLPG untuk mendapatkan sertifikat pendidik sebagai syarat menerima tunjangan profesi. Besarnya tunjangannya untuk guru PNS adalah sebesar satu kali gaji pokok, sedangkan untuk guru Non PNS sebesar 1,5 juta.

PLPG rencananya dimulai Agustus 2013 mendatang kurang lebih selama dua minggu. 

Program sertifikasi melalui jalur PLPG akan berakhir pada tahun 2015. Setelah itu, semua guru dan calon guru wajib ikut Pendidikan Pelatihan Guru (PPG) sebelum menjadi pendidik. PPG sendiri dilaksanakan selama 2 semester di universitas yang menyelenggarakan program tersebut. 




Sumber ; sekolahdasar.Net

Kamis, 20 Juni 2013

PNSMail -Email Wajib Bagi Semua PNS

Permintaan disampaikan Menteri PAN-RB Azwar Abubakar melalui Surat Edaran Nomor 06 Tahun 2013 tertanggal 27 Mei 2013. Diharapkan pada 1 Januari 2014, seluruh instansi pemerintah telah menggunakan alamat email resmi pemerintah sebagai alat komunikasi dalam kegiatan kedinasan.
Menurut Menteri PAN-RB Azwal Abubakar,  saat ini seluruh instansi pemerintah telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai pendukung dalam pelaksanaan tugas dan fungsi.
Namun demikian, masih banyak ditemukan pegawai/pejabat yang menggunakan email non pemerintah sebagai alat komunikan persuratan elektronik dalam kegiatan kedinasan, termasuk yang dimiliki oleh pihak asing.
“Ini berisiko dan tidak aman dalam konteks kerahasiaan data dan informasi negara,” tulis Menteri PAN-RB dalam Surat Edaran itu.
Karena itu, Kementerian PAN-RB memandang perlu  diupayakan suatu langkah strategis dengan menyediakan email resmi pemerintah sebagai alat komumikasi persuratan elektronik kegiatan kedinasan yang diberikan bagi PNS di seluruh Indonesia.
Melalui Surat Edaran itu, Menteri Azwar Abubakar mengingatkan kepada seluruh pegawai/pejabat instansi pemerintah bahwa wajib menggunakan email resmi pemerintah sebagai alat komunikasi persuratan elektronik dalam kegiatan kedinasan. Hal ini dimaksudkan, agar terwujud birokrasi modern yang cepat, efektif, efisien, dan aman di lingkungan instansi pemerintah.
Menurut Menteri PAN-RB Azwar Abubakar, untuk menjangkau komunikasi yang lebih baik antara pemerintah dan seluruh PNS, pemerintah menetapkan pemanfaatan email nasional bagi seluruh PNS dengan domain @pnsmail.go.Id.
“Email ini tidak mengesampingkan pemanfaatan email resmi kementerian/lembaga/pemda yang sudah ada, dan dimanfaatkan oleh PNS,” kata Menteri PAN-RB semberi menyebutkan, PNS tetap dapat memiliki email resmi pemerintah .go.id yang lain sesuai dengan aturan, peran dan peruntukannya.
Format alamat email PNSMail adalah nama.pns@pnsmail.go.id. “Setiap PNS hanya diijinkan memiliki satu alamat email nasional pada PNSMail,” tegas Menteri PAN-RB sebagaimana dilansir situs resmi Setkab RI, Sabtu (15/6/2013).
Disebutkan dalam Surat Edaran itu, dukungna layanan dilakukan melalui admin@pnsmail.go.Id. Sementara informasi dan pendaftaran alamat email di PNSMail dapat diakses melalui klik di sini.
Ditegaskan dalam Surat Edaran itu, PNSMail dikelola sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Sistem Transaksi Elektronik, khususnya dengan memperhatikan aspek-aspek keamanan dari sisi penyelenggaraannya.

Fitur dan Fasilitas 
PNSMail memiliki fitur-fitur yang sangat menarik, di antaranya :

Kapasitas penyimpanan mulai dari 1 GB (Bisa ditingkatkan sesuai kebutuhan)

Portal Email untuk email eksternal

Proteksi spam, virus, dan lain-lain

Akses PNSMail dari PDA, tablet, dan ponsel
Untuk mencobanya  silakan klik di sini., untuk diketahui bahwa persetujuan dan konfirmasi dari Admin tidak bisa langsung seperti email biasanya namun musti menunggu beberapa waktu.
Selamat mencoba...
 Sumber : Acehterkini & Sumber lain

Kamis, 13 Juni 2013

Cara Pengajuan NUPTK


NUPTK berhak dimiliki oleh PTK yang meliputi: Guru, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala TU, Staf TU, Laboran, Pustakawan, Penjaga/Pesuruh, Pengawas Sekolah yang memenuhi persyaratan. NUPTK terdiri dari 16 digit angka yang bersifat tetap. NUPTK seorang PTK tidak akan berubah meskipun yang bersangkutan telah berpindah tempat mengajar atau terjadi perubahan data periwayatan.

Persyaratan Mendapatkan NUPTK
1. Untuk PNS/CPNS yang dibuktikan dengan bukti SK Penetapan sebagai Guru/Pendidik untuk segera dilakukan proses pendataanberdasarkan bukti fisik pendukung.

2. Untuk Non PNS pendataan usulan baru dilakukan maksimal 2 (dua) kali dalam setahun (pada bulan Juni dan Desember menjelang awal semester) dengan syarat : Minimal telah memiliki masa kerja 2 tahun yang dibuktikan dengan SK Penugasan dari lembaga yang berwenang.

Cara Daftar Untuk Mendapatkan NUPTK
Pihak sekolah atau PTK melakukan proses pengajuan data yang bersangkutan secara online melalui kantor Dinas Pendidikan kabupaten/kota masing-masing. Data pengajuan NUPTK dinyatakan valid setelah berkas PTK (hard copy) diserahkan dan diterima  Operator Pendataan NUPTK Dinas Pendidikan kabupaten/kota.

Berkas-berkas yang harus dilengkapi untuk pendaftaran NUPTK Baru:
1. Instrumen NUPTK (Download)
2. SK. Awal / SK Akhir (GTT/GTY, SK Yayasan/SK Bupati)
3. SK. Pembagian Tugas dari sekolah
4. Surat Keterangan Aktif Melaksanakan Tugas
5. Ijazah terakhir

Setelah bekas telah terpenuhi, dibawa ke Dinas Pendidikan kabupaten/kota untuk diserahkan kepada Operator Pendataan NUPTK. Setiap daerah mungkin saja berbeda urutan atau berkas untuk pendaftran NUPTK baru. Di atas adalah gambaran secara umum cara mendapatkan NUPTK, untuk lebih jelas tenaga pendidik bisa bertanya atau mencari informasi di Dinas Pendidikan setempat.

Manfaat mendapatkan nomor identifikasi resmi dan bersifat resmi dan bersifat nasional bagi tenaga pendidik berarti ikut berpartisipasi dalam sebuah proses/mekanisme pendataan secara nasional. Sehingga dapat membantu pemerintah dalam merencanakan dan mengikuti berbagai program peningkatan kesejahteraan bagi tenaga pendidik. 

Sumber: Sekolah Dasar.net pada  /13/06/2013

Senin, 10 Juni 2013

Cara Membuat NPWP

Sudahkan sedulur semua ber-NPWP?


Pasti diantara kita ada yang sudah dan ada yang belum. NPWP bisa dikatakan wajib. Adalah sebuah 'nomor rekening' kita dalam  penyetoran pajak. Tidak hanya instansi, badan usaha, organisasi, perseorangan pun jika  berhubungan dengan uang  Pemerintah harus mempunyai NPWP.

Takut bayar pajak?
Karena setelah bayar pajak uangnya banyak di selewengkan oleh petugas pajak? 

Jangan khawatir bagi mereka yang suka 'berselewengria'  dengan uang rakyat akan kualat ( mboh katanya kaya ngono kuwe ) kita doakan saja yang korup uang pajak umurnya panjang sampai 200 tahun....

Okey brow kita lupakan para penyeleweng  itu yang penting kita niatkan baik untuk pembangunan negara ( sepert  iklan di teve )  Dan bagi yang belum ber-NPWP mari ikuti langkah-langkah sebagai berikut ;
  1. Sebelum ke kantor pajak kita registrasi dulu Web Direktorat Jendral Pajak
  2. Kemudian pilih menu e-Reg ( untuk registrasi online )
  3. Setelah laman terbuka klik e.Reg Pajak
  4. Untuk laman  login kita pilih buat akun baru.
  5. Sesudah akun terbuat kemudian muncul halaman isian tentang data kita dan selanjutnya kita akan mendapatkan nomor NPWP sementara, kita cetak dan kita aktivasi di Kantor Pajak.
  6. Di kantor pajak menunggu sebentar, jadi  - nggak pakai lama
Selamat berwajib pajak ya brow........kan orang bijak tidak korupsi pajak........eh salah bayar pajak maksudnya.

Kamis, 06 Juni 2013

Silabus Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 mulai diterapkan pada tahun pelajaran baru Juli 2013 mendatang, namun penerapannya tidak pada sekolah secara keseluruhan, untuk jenjang Sekolah Dasar hanya  44.609 sekolah dasar  yang merupakan sekolah bekas RSBI, dan sekolah yang terakreditasi A, itupun penerapaan kurikulum ini hanya untuk kelas I dan IV pada tahun permulaannya.

Dan menurut sumber Kemendiknas,untuk sekolah yang belum ditunjuk,  boleh menerapkan kurikulum ini, akan tetapi untuk pengadaan buku-buku paketnya harus diusahakan sendiri oleh sekolah yang bersangkutan.

Terlepas dari berbagai pendapat  tentang siap tidaknya, ada kesan dipaksakan atau tidak - tak ada salahnya kita mempelajari isi dari kurikulum ini.

Jika pada KTSP Silabus dikembangkan sendiri oleh masing-masing satuan pendidikan, untuk kurikulum 2013 ini guru tak perlu repot lagi mengembangkan silabus. Karena Kemendikbud sudah mengambil alih pembuatan silabus ini, yang notabene dibuat oleh tim yang terdiri dari guru, dosen, dan ahli pendidikan.

Dibawah ini ada contoh silabus kurikulum 2013 untuk SD, yang tematik intregatif, jika kita belum memahami karena ini adalah hal yang baru, tak ada salahnya dipelajari sambil menunggu ada pelatihan atau sosialisasi.

  1. Silabus Kelas 1 SD  DOWNLOAD
  2. Silabus Kelas 2 SD  DOWNLOAD
  3. Silabus Kelas 3 SD  DOWNLOAD 
  4. Silabus Kelas 4 SD  DOWNLOAD 
  5. Silabus Kelas 5 SD  DOWNLOAD
  6. Silabus Kelas 6 SD  DOWNLOAD

Penyusunan silabus oleh pusat ini dimaksudkan agar pengawasan dan kontrol pendidikan jadi lebih mudah. Sehingga proses pembelajaran tidak menurut cara yang diketahuinya sendiri-sendiri. 

Sumber: Sekolah Dasar net

Struktur Kurikulum 2013

Dalam teori kurikulum (Anita Lie, 2012) keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum --termasuk pembelajaran-- dan penilaian pembelajaran dan kurikulum.
Struktur kurikulum dalam hal perumusan desain kurikulum, menjadi amat penting. Karena begitu struktur yang disiapkan tidak mengarah sekaligus menopang pada apa yang ingin dicapai dalam kurikulum, maka bisa dipastikan implementasinya pun akan kedodoran.














Pada titik inilah, maka penyampaian struktur kurikulum dalam uji publik ini menjadi penting. Tabel 1 menunjukkan dasar pemikiran perancangan struktur kurikulum SD, minimal ada sebelas item. Sementara dalam rancangan struktur kurikulum SD ada tiga alternatif yang  mesti kita berikan masukan
Di jenjang SMP usulan rancangan struktur kurikulum diperlihatkan pada tabel 2. Bagaimana dengan jenjang SMA/SMK? Bisa diturunkan standar kompetensi lulusan (SKL) yang sudah ditentukan, dan juga perlu diberikan masukan.
Tiga Persiapan untuk Implementasi  Kurikulum 2013
ADA pertanyaan yang muncul bernada khawatir, dalam uji publik kurikulum 2013? Persiapan apa yang dilakukan Kemdikbud untuk kurikulum 2013? Apakah sedemikian mendesaknya, sehingga tahun pelajaran 2013 mendatang, kurikulum itu sudah harus diterapkan. Menjawab kekhawatiran itu, sedikitnya ada tiga persiapan yang sudah masuk agenda Kementerian untuk implementasi kurikulum 2013. Pertama, berkait dengan buku pegangan dan buku murid. Ini penting, jika kurikulum mengalami perbaikan, sementara bukunya tetap, maka bisa jadi kurikulum hanya sebagai “macan kertas”.
Pemerintah bertekad untuk menyiapkan buku induk untuk pegangan guru dan murid, yang tentu saja dua buku itu berbeda konten satu dengan lainnya.
Kedua, pelatihan guru. Karena implementasi kurikulum dilakukan secara bertahap, maka pelatihan kepada guru pun dilakukan bertahap. Jika implementasi dimulai untuk kelas satu, empat di jenjang SD dan kelas tujuh, di SMP, serta kelas sepuluh di SMA/SMK, tentu guru yang diikutkan dalam pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai 500 ribuan.
Ketiga, tata kelola. Kementerian sudah pula memikirkan terhadap tata kelola di tingkat satuan pendidikan. Karena tata kelola dengan kurikulum 2013 pun akan berubah. Sebagai misal, administrasi buku raport. Tentu karena empat standar dalam kurikulum 2013 mengalami perubahan, maka buku raport pun harus berubah.
Intinya jangan sekali-kali persoalan implementasi kurikulum dihadapkan pada stigma persoalan yang kemungkinan akan menjerat kita untuk tidak mau melakukan perubahan. Padahal kita sepakat, perubahan itu sesuatu yang niscaya harus dihadapi mana kala kita ingin terus maju dan berkembang. Bukankah melalui perubahan kurikulum ini sesungguhnya kita ingin membeli masa depan anak didik kita dengan harga sekarang.

Diambil dari : kemendikbud.go.id ( 07/06/2013 )









Rabu, 05 Juni 2013

PK Guru - Sebuah Ketakutan Baru?

Peer Teaching Hari PGRI 2012 Kecamatan Sale
Beberapa hal baru di tahun 2013 ini  satu per satu  telah kita lalui mulai NISN, Dapodik, Entri Nilai, laporan Penggunaan Dana BOS, kemudian Verval NUPTK ( untuk yang satu ini baru dalam proses) dan dalam waktu dekat kita akan dihadapkan pada e-kinerja guru, sebuah sofware yang berhubungan dengan Penilaian Kinerja (PK) Guru.

Apa itu PK Guru, dan apa itu e-kinerja Guru penulis  sendiri belum begitu paham, namun dari beberapa sumber dapat kami sajikan seperti dibawah ini semoga ada manfaat untuk semua :

Sumonggo......


Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi nomor 16 Tahun 2009, Penilaian Kinerja GURU adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan dan keterampilan, sebagai kompetensi yang dibutuhkan sesuai amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Pelaksanaan PK GURU dimaksudkan bukan untuk menyulitkan guru, tetapi sebaliknya PK GURU dilaksanakan untuk mewujudkan guru yang profesional, karena harkat dan martabat suatu profesi ditentukan oleh kualitas layanan profesi yang bermutu. Penilai dan guru yang dinilai akan dikenakan sanksi apabila yang bersangkutan terbukti melanggar prinsip-prinsip pelaksanaan PK GURU, sehingga menyebabkan Penetapan Angka Kredit (PAK) diperoleh dengan cara melawan hukum. Sanksi tersebut adalah sebagai berikut: 

  1. 1.  Diberhentikan sebagai Guru atau Kepala Sekolah dan/atau Pengawas.
  2.  2. Bagi penilai, wajib mengembalikan seluruh tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan semua penghargaan yang pernah diterima sejak yang bersangkutan melakukan proses PK GURU.

Penguasaan kompetensi dan penerapan pengetahuan serta keterampilan guru, sangat menentukan tercapainya kualitas proses pembelajaran atau pembimbingan peserta didik, dan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan bagi sekolah/madrasah, khususnya bagi guru dengan tugas tambahan tersebut. Sistem PK GURU adalah sistem penilaian yang dirancang untuk mengidentifikasi kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya melalui pengukuran penguasaan kompetensi yang ditunjukkan dalam unjuk kerjanya.
Secara umum, PK GURU memiliki 2 fungsi utama sebagai berikut.

1.     Untuk menilai kemampuan  guru  dalam  menerapkan  semua kompetensi dan keterampilan yang diperlukan  pada  proses pembelajaran,  pembimbingan, atau pelaksanaan tugas  tambahan  yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Dengan demikian, profil kinerja guru  sebagai gambaran  kekuatan dan kelemahan guru  akan  teridentifikasi  dan  dimaknai sebagai analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk setiap guru,  yang dapat dipergunakan  sebagai basis untuk merencanakan PKB.
2.     Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja  pembelajaran, bimbingan, atau  pelaksanaan tugas  tambahan  yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah  yang dilakukannya pada tahun tersebut. Kegiatan penilaian kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses pengembangan karir dan promosi guru untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya.
Hasil  PK GURU  diharapkan  dapat  bermanfaat  untuk menentukan  berbagai  kebijakan yang terkait dengan peningkatan mutu  dan  kinerja guru sebagai ujung tombak pelaksanaan proses pendidikan dalam menciptakan  insan yang cerdas, komprehensif, dan berdaya saing tinggi.  PK GURU merupakan acuan bagi sekolah/madrasah untuk menetapkan pengembangan karir dan promosi guru. Bagi guru, PK GURU merupakan pedoman  untuk mengetahui unsur-unsur kinerja yang  dinilai  dan merupakan  sarana untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan  individu  dalam rangka memperbaiki kualitas kinerjanya.
Penilaian mempunyai banyak manfaat karena dapat dipergunakan sebagai alat dalam pengambilan keputusan. Adapun secara terperinci manfaat penilain kinerja adalah sebagai berikut:
1.     Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
2.     Perbaikan kinerja
3.     Kebutuhan latihan dan pengembangan
4.     Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja
5.     Untuk kepentingan penelitian kepegawaian
6.     Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai

Informasi penilaian kinerja tersebut oleh pimpinan, dalam hal ini kepala madrasah dapat dipakai dalam mengelola kinerja pegawai/guru, dan dapat mengungkapkan kelemahan kinerja pegawai/guru, sehingga kepala madarasah dapat menentukan tujuan maupun target yang harus diperbaiki.


Depdiknas (2000) menyebutkan beberapa manfaat dari adanya penilaian antara lain: a). Pengembangan staf melalui in-service training, b). Pengembangan karier melalui in-service training, c). Hubungan yang semakin baik antara staf dan pemimpin, d). Pengetahuan lebih mendalam tentang sekolah dan pribadi, e). Hubungan produktif antara penilaian dengan perencanaan dengan pengembangan sekolah, f). Kesempatan belajar yang lebih baik bagi siswa, g). Peningkatan moral dan efisiensi sekolah.

a. Sebagai gambaran Intrumen-intrumen PK Guru dapat di Download di sini
b. Sedangkan untuk Sofhware PK Guru dapat di download di sini
c. Format Penilaian PK Guru dapat juga di download di sini

Sumber : Website LPMP Jawa Tengah
             ; Majalah Pendidikan.com


Sabtu, 01 Juni 2013

Metode Pembelajaran

Dalam pembelajaran sehari-hari kita selalu dituntut untuk menciptakan penyajian materi kepada siswa, agar mereka merasa nyaman dalam menerima materi yang kita berikan. Diperlukan strategi dan metode yang berbeda untuk masing-masing Pelajaran dan materi. 

Dibawah ini ada beberapa metode yang diambil dari berbagai sumber, sedikit dari metode yang ada, namun dari yang sedikit ini semoga dapat menjadi bahan referensi bapak/ibu guru dalam menyusun strategi pembelajaran yang tepat untuk anak didik kita.

sumonggo.........


A.   Metode Komando (Comand Style)

Gaya komando atau gaya perintah ini, semua keputusan diambil oleh guru.

1. Sasaran Metode

• Bagian ini akan merinci peranan guru, peranan siswa, dan hasil yang akan dicapai karena menggunakan gaya yang diuraikan.
• Dengan menggunakan gaya komando, maka sasaran yang akan di capai akan melibatkan siswa yang akan mengikuti petunjuk-petunjuk guru, dengan sasara-sasaran tertentu.

2. Menyusun Pelajaran Metode Metode Komando
• Semua keputusan pra pertemuan (pokok bahasan, tugas-tugas, organisasi, dan lain-lain) dibuat oleh guru.
• Semua keputusan selama pertemuan berlangsung dibuat oleh guru.
• Keputusan pasca pertemuan :
• Umpan balik kepada siswa
• Sasarannya : harus memberi banyak waktu untuk pelaksanaan tugas.

3. Implikasi Penggunaan Gaya Komando
• Standar penampilan sudah mantap dan pada umumnya satu model untuk satu tugas.
• Pokok bahasan dipelajari secara meniru dan mengingat melalui penampilan.
• Pokok bahasan dipilah-pilah menjadi bagian-bagian yang dapat ditiru.
• Tidak ada perbedaan individual: diharapkan menirukan model.

4. Unsur-Unsur Khas Dalam Pelajaran Dengan Menggunakan Metode Komando
• Semua keputusan dibuat oleh guru.
• Menuruti petunjuk dan melaksanaan tugas adalah kegiatan utama siswa.
• Menghasilkan tingkat kegiatan yang tinggi.
• Dapat membuat siswa merasa terlibat dan termotivasi.
• Mengembangkan perilaku berdisiplin, karena harus menaati prosedur yang telah ditetapkan.
5. Saluran-Saluran Pengembangan
• Menurut mosston, selama masa pembelajaran, setiap orang mempunyai kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan fisik, sosial, emosional dan kognitifnya.
• Mosston berbicara tentang 4 saluran perkembangan :
• Salran fisik : meningkat dengan pesat selama menggunakan gaya komando.
• Saluran sosial : terbatas
• Saluran emosional : terbatas
• Salura kognitif : terbatas
                                   
B.   Metode Latihan (Practice Style)

Dalam gaya latihan ini ada beberapa keputusan selama pertemuan berlangsung yang dipindahkan dari guru ke siswa sehingga memberi peranan dan perangkat tanggung jawab baru kepada siswa.

1. Sasaran Metode Latihan
Sasaran metode latihan berbeda dari sasaran metode komando, dalam hubungannya dengan perilaku guru dan peranan siswa. Sasara yang berhubungan dengan dengan tugas-tugas penampilan siswa.

2. Peranan Guru dan Siswa
• Siswa membuat keputusan selama pertemuan berlangsung.
• Peranan guru sedikit berubah dari metode komando menjadi gaya latihan.

3. Implikasi
• Satu-satunya keputusan siswa dalam metode komando adalah untuk bergerak sesuai petunjuk.
• Sekarang disediakan waktu bagi siswa untuk mengatur kapan memulai, kpan berhenti, waktu sela antara tugas-tugas.
• Siklus kegiatannya adalah :
- Penyampaian tugas oleh guru
- Pelaksanaan tugas oleh siswa
- Pengamatan dan penilaian oleh guru
4. Peranan baru siswa, keputusan-keputusan dan peranan guru harus di jelaskan dikelas.


C.    Metode Resiprokal (Reciprocal Style)
Dalam metode resiprokal, tanggung jawab memberikan umpan balik bergeser dari guru ke teman sebaya. Pergeseran peranan ini memungkinkan :
1. Peningkatan interaksi sosial antara teman sebaya dan
2. Umpan balik secara langsung.

Sasaran Metode Resiprokal
Sasaran gaya resiprokal ini berhubungan dengan tugas dan peranan siswa.
a) Tugas (pokok bahasan)
1. Memberi kesempatan untuk latihan berulang kali dengan seorang pengamat.
2. Siswa menerima umpan balik langsung.
3. Sebagai pengamat, siswa memperoleh pengetahuan mengenai penampilan tugas.
b) Peranan Siswa
1. Memberi dan menerima umpan balik.
2. Mengamati penampilan teman, membandingkan dan memperatentangkan dengan kriteria yang ada, menyampaikan hasilnya kepada pelaku.
3. Menumbuhkan kesabaran dan toleransi terhadap teman.
4. Memberikan umpan balik.

D.     Metode Periksa Diri (Self Check Style)

Metode periksa diri lebih banyak keputusan yang digeser ke siswa. Kepada siswa sekarang diberikan keputusan sesudah pertemuan untuk menilai penampilannya. Dengan metode ini memungkinkan siswa menjadi lebih mandiri dalam melaksanakan tugasnya.

1. Peranan Siswa
a) Menilai penampilannya sendiri.
b) Menetapkan kriteria untuk memperbaiki penampilannya sendiri.
c) Belajar bersikap obyektif terhadap penampilannya.
d) Belajar menerima keterbatasannya.
e) Membuat keputusan baru dalam bagian pelajaran selama dan sesudah pertemuan.
2. Implikasi Metode Periksa Diri
a) Guru mendorong kemandirian siswa.
b) Guru mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan memantau sendiri.
c) Guru mempercayai siswa.
d) Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berpusat pada proses periksa sendiri dan pelaksanaan tugas.
e) Siswa belajar sendiri.
f) Siswa mengenali keterbatasannya, keberhasilannya dan kegagalannya sendiri.
g) Siswa memakai umpan balik dari hasil periksa sendiri untuk mengusahakan perbaikan.

D. Metode Inklusi (Inclusion Style)

Metode mengajar inklusi memperkenalkan beberapa tingkat tugas, metode inklusi memberikan tugas yang berbeda-beda tingkatannya. Dalam metode ini siswa didorong untuk menentukan tingkat penampilannya.
Contoh dari metode inklusi dapat dilihat dari penggunaan tali untuk melompat. Jika tali dipentangkan setinggi 1 meter dari tanah, dan setiap siswa diminta untuk melompatinya, semua siswa akan berhasil. Akan tetapi keberhasilan tidak diperoleh semua siswa dengan tingkat kesulitan yang sama. Sebagian siswa akan melompatinya dengan mudah, sedangkan sebagian lagi harus mengerahkan kemampuannya untuk melompati tali. Jika ketinggian tali dinaikkan, kesulitan dalam tugas akan meningkat dan akhirnya akan menyebabkan makis sedikit jumlah siswa yang akan berhasil melompatinya. Ini berarti kita memberikan standar bagi setiap siswa dan banyak siswa yang akan dikeluarkan dengan menaikkan tingkat kesulitan dalam tugas.
Sekarang, jika tali direntangkan miring dan para siswa diperintahkan untuk melompat, para siswa akan menyebar sepanjang tali pada berbagai ketinggian. Hal ini akan memungkinkan untuk melibatkan para siswa dengan berbagai tingkat kemampuannya.. ini juga akan memungkinkan para siswa untuk memilih dimana dia akan memulai tugasnya.

1. Tujuan Metode Inklusi
• Melibatkan semua siswa.
• Penyesuaian terhadap perbedaan individu.
• Memberi kesempatan untuk memulai pada tingkat kemampuan sendiri.
• Memberi kesempatan untuk memulai bekerja dengan tugas-tugas yang ringan keberat, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
• Belajar melihat hubungan antara kemampuan merasa dan tugas apa yang dapat dilakukan oleh siswa
• Individualisasi dimungkinkan, karena memilih diantara alternative tingkat tugas yang telah disediakan.

2. Pelaksanaan Metode Inklusi
• Menjelaskan metode ini kepada siswa. Satu demonstrasi dengan menggunakan tali yang miring akan memberikan ilustrasi yang sagat bagus.
• Siswa disuruh memulai
• Amati dan memberi waktu bagi siswa untuk melakukan metode ini
• Memberi umpan balik kepada siswa tentang peranan siswa dalam pengambilan keputusan dalam pengambilan keputusan memilih tugas-tugas :
- Tanyakan bagaimana mereka memilih tugas-tugas
- Fokuskan perhatian-pada penggunaan umpan balik yang netral, agar siswa mengambil keputusan mengenai taraf tugas yang sesuai dengan kemampuannya.
- Amati kesalahan-kesalahan dalam penampilan siswa dan kriteria yang menyangkut penampilan dalam tugasnya.

3. Implikasi metode inklusi
• Salah satu keuntungan yang sangat penting dari metode ini adalah memperhatikan perbedaan individu dan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan untuk maju dan berhasil
• Memungkinkan siswa untuk melihat ketidak sesuaian antara aspirasi atau pengetahuan mereka dengan kenyataan. Mereka akan belajar untuk mengurangi kesenjangan antara kedua hal ini.
• Fokus perhatian ditujukan kepada individu dan apa yang dia dapat lakukan dari pada membandingkannya dengan orang lain.
• siswa mengembangkan konsep mereka sendiri yang berkaitan dengan penampilan fisik.

4. Memilih Dan Merancang Pokok Bahasan
• Konsep tentang tingkat kesulitan. Tugas-tugas yang dipilih harus dimulai dari yang sederhana ke yanglebih unik, dengan tiap tugas mempunyai tingkat kesulitan yang ditambahkan.
• Jika kita menggunakan menembak dalam bola basket sebagai contoh dari beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan adalah :
- Rentangan jarak dari minimum ke maksimum
- Tingginya basket
- Ukuran lingkaran dan ukuran bola
- Sudut tembakan, dll.
• Kisi-kisi faktor berikut dapat dipakai sebagai alat untuk menganalisis tugas-tugas menentukan tingkat kesulitan.

E..     Metode Penemuan Terpimpin (Konvergen Style)

Metode inklusi (cakupan) merupakan gaya yang terakhir dari kelompok metode yang memusatkan perhatian pada pengembangan ketrampilan fisik siswa. Saluaran – saluaran perkembangan atau jenis – jenis sasaran yang mendapat tekanan dalam komando sampai dengan metode inklusi adalah fisik, social, dan emosional. Metode-metode selanjutnya, yang akan dibahas adalah metode penemuan terpimpin (Konvergen) dan metode divergen (berlainan), yang penekanannya terpusat pada perkembangan kognitif.

Metode ini guru harus menyusun serangkaian pertanyaan – pertanyaan yang menuntut adanya serangkaian jawaban – jawaban yang telah ditentukan sebelumnya. Pertanyaan – pertanyaan yang dibuat hanya ada satu jawaban yang dianggap benar. Dan jawaban – jawaban itu harus mengarah kepada penemuan konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau gagasan.

1. Sasaran
Sasaran metode ini adalah :
• Melibatkan siswa dalam proses penemuan yang konvergen.
• Mengembangakan hubungan yang serasi dan tepat antara jawaban siswa dengan pertanyaan yang diajuakan oleh guru.
• Mengembangkan ketrampilan untuk menemukan jawaban yang berurut, yang akan menuju pada penemuan konsep.
• Mengembankan kesabaran guru dan siswa, karena sifat sabar sangat diperluakan dalam proses penemuan.
2. Penerapan Metode Penemuan Terpimpin
• Dalam menyusun pertanyaan bagi siswa, guru harus mengenali prinsip, gagasan, atau konsep yang akan ditemukan. Selanjutnya baru menyusun pertanyaan – pertanyaan yang akan membawa siswa kerangkaian tanggapan yang akan menuju pada gagasan tersebu. Untuk itu perlu dimulai dari jawaban akhir, terus mundur sampai pada pertanyaanya.
• Dalam situasi mengajar yang sesungguhnya, guru harus mengikuti prosedur berikut:
- Menyampaikan pertanyaan sesuai dengan susunan.
- Beri waktu untuk jawaban dari siswa.
- Beriak umpan balik (netral atau menilai) yang membenarkan jawaban yang benar atau mengarahkannya kembali.
- Ajukan pertanyaan berikutnya.
- Jangan berikan jawaban.
- Bersikap sabar dan menerima.
• Merencanakan:
- Mengenali pokok bahasan yang khusus.
- Menentukan urutan langkah – langkah (pertanyaan dan petunjuk) menuju ke hasil akhir:
o Setiap langkah didasarkan atas jawaban sebelumnya.
o Perlu mengharapakan kemungkinan jawaban yang akan diberikan oleh siswa, dan mengarahkan kembali jawaban yang tidak tepat.
• Yang harus dilakuan dengan jawaban yang tidak benar:
- Ulangi pertanyaan/petunjuk. Kalau masih salah, ajukan pertanyaan lain yang menguatkan/menjabarkannya.
- Beri siswa waktu untuk memikirkan jawabanya.
3. Implikasi Metode Penemuan Terpimpin
• Metode ini menuntut guru untuk menyediakan waktunya untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan yang memaksa siswa untuk berpikir.
• Tanggung jawab untuk menemuakn merupakan kegiatan utama siswa
• Siswa memerluakan waktu untuk menyesuaikan diri dengan tanggung jawab ini.
4. Pokok Bahasan
• Jenis jenis informasi yang perlu ditemuan adalah: konsep, prinsip, kaidah, hubungan, bagaimana, mengapa, dan batasan-batasan.
• Topik tidak boleh diketahui oleh siswa sebelumnya, kalau tidak, maka siswa tidak akan memperoleh penemuan.
• Episode-episode metode ini dapat diguanakan untuk metode yang lain. Dapat juga digunakan pada waktu memberi umpan balik kepada masing-masing siswa.
• Yang paling baik adalah episode yang paling pendek
• Ada baiknya menysun pertanyaan-pertanyaan tersebut sedemikian rupa, sehingga siswa harus mengerjakan jawaban secara fisik. Denga demikian siswa dapat menggunakan gerakan sebai media penemuan.

G. METODE DIVERGEN (Divergen Style)

Metode mengajar divergen merupakan suatu bentuk pemecahan masalah. Dalam gaya ini siswa memperoleh kesempatan untuk mengambil keputusan mengenai suatu tugas yang khusus di dalam pokok bahasan. Metode ini memungkinkan jawaban-jawaban yang beraneka ragam atau divergen atau jawaban-jawaban pilihan. Ini berbeda dengan metode penemuan terpimpin, yang pertanyaan-pertanyaannya hanya disusun untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang konvergen.
Metode ini disusun sedemikian rupa sehingga suatu masalah, pertanyaan atau situasi yang diharapkan kepada siswa akan memerlukan pemecahan. Rangsangan-rangsangan yang diberikan akan membimbing siswa untuk mencari pemacahan atau jawaban secara individual.
1. Sasaran Metode Divergen
• Mendorong siswa untuk menemukan pemecahan ganda melalui pertimbangan-pertimbangan kognitif.
• Mengembangkan “wawasan” ke dalam struktur kegiatan dan menemukan variasi.
• Memungkinkan siswa untuk bebas dari guru dan melampaui jawaban-jawaban yang diharapkan.
• Mengembangkan kemampuan untuk memerikasa dan menganalisis pemecahan-pemecahannya.

2. Penerapan Metode Divergen
• Mula-mula mungkin perlu meyakinkan siswa, bahwa gagasan dan pemecahan mereka akan diterima. Seringkali siswa sudah terbiasa dengan mereka diberitahu tentang apa yang akan mereka lakukan, dan tidak diperkenakan untuk menemukan jawaban-jawaban yang benar.
• Pada waktu siswa bekerja mencari pemecahan, guru harus mengawasi dan menunggu untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk menyusun jawaban-jawaban mereka:
- Umpan balik harus dapat membimbing siswa kepada masalah untuk menemukan jawwaban yang tepat.
- Guru harus menahan diri untuk tidak memilih jawaban-jawaban tertentu sebagai contoh. Sebab itu akan mendorong penjiplakan dan bukan pemecahan masalah secara individual.

3. Mendesai Pokok Bahasan
• Pilihan:
- Masalah tunggal & Masalah ganda
• Masalah harus menyatakan garis petunjukatau parameter untuk pemecahannya, misalnya: Didalam kelas, gerakan pengembangan siswa dapat diminta untuk menyusun cara-cara bergerak dari satu ujung ke ujung yang lain, dengan menggunakan tiga posisi tubuh yang berbeda, atau didalam kelas kesegaran jasmani: menyusunh suatu latihan pemanasan yang rutin, yang meliputi: pemanasan umum, peregangan otot besar, kegiatan untuk ketahanan otot pada lingkaran bahu, lengan atas, perut, pantat, paha dan betis.
• lamanya kegiatan rutin ini sekitar 10 menit.
• Masalah-masalah yang dipilih harusnya memungkinkan adanya pemecahan pilihan. Penggunaan keterampilan khusus tidak tepat, yaitu seperti cara baru dalam melempar cakram, servis baru dalam tenis. Kegiatan-kegiatan ini mempunyai aturan dan parameter tertentu untuk penampilannya.
• Siswa harus cukup akrab dengan pokok bahasan.

H. Gaya Program Individual

Dalam gaya program individual ini, program pembelajaran didesain oleh siswa. Program disusun oleh siswa dan didasarkan atas pengalaman dengan gaya-gaya lainnya. Kemudian siswa mengidentifikasi criteria pencapaian hasil belajar.
I. Gaya Yang Diprakarsai Siswa
Dalam gaya yang diprakarsai siswa, siswa membuat keputusan dalam pra pertemuan dan secara teratur mengecek dengan guru.
J. Gaya Mengajar Sendiri
Dalam gaya mengajar sendiri, keputusan diambil oleh siswa.

K. Gaya Modifikasi (Modification Style)

Modifikasi merupakan salah satu gaya pembelajaran yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP. Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya.
Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran. Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya.
Pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang tujuan, karakteristik, materi, kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai kegiatan pembelajaran itu sendiri.
Misalnya dalam permasalahan minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, seorang guru pendidikan jasmani dituntut untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada.

L. Metode Bermain

Dalam metode bermain, pembelajaran pendidikan jasmani diciptakan suasana yang menyenanakan. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan yakni bergerak melalui pendekatan bermain dalam suasana riang gembira. Kata kunci metode ini adalah adalah “Bermain – bergerak – ceria”.
Implikasi Metode Bermain yakni:
1. Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran.
2. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi.
3. Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

M. Metode Eksplorasi (Exploration Style)

Dalam metode eksplorasi, guru:
1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dari beraneka sumber;
2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di lapangan.

N. Metode Elaborasi (Elaboration Style)

Dalam metode elaborasi, guru:
1) membiasakan peserta didik belajar melalui tugas-tugas tertentu;
2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas;
3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
6) memfasilitasi peserta didik secara individual maupun kelompok;
7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil belajar individual maupun
kelompok;
8) memfasilitasi peserta didik melakukan turnamen;
9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

1.      O. Metode Konfirmasi (Confirmation Style)


Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber,
3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan,
4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalammencapai kompetensi dasar:
5) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan tekhnik yang benar;
6) membantu menyelesaikan masalah yang dialami peserta didik;
7) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
8) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
9) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
Dalam kegiatan penutup, guru:
a)bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pembelajaran;
b) melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
e) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.